10 Atlet Cricket Bali Ramai-ramai Eksodus ke Papua | Bali Tribune
Diposting : 7 September 2018 20:05
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Kapolres Bangli, AKBP Agus Tri Waluyo bersama ANDIL - Tim cricket putra Bali yang berhasil mempersembahkan medali emas bagi Bali di ajang PON XIX/2016 Jawa Barat. Mereka kini akan hengkang ke Papua.Bangli yang meraih medali emas Asian Games.

BALI TRIBUNE - Jika sebelumnya dikabarkan hanya 6 atlet cricket Bali ditawari pindah ke Papua, namun kenyataannya sebanyak 10 atlet cricket ramai-ramai mengundurkan diri secara tiba-tiba. Kuat dugaan mereka hengkang ke Papua selaku tuan rumah PON XX/2020.

Salah seorang sumber di Denpasar, Kamis (6/9) menjabarkan nama-nama ke-10 atlet cricket Bali tersebut yang mengundurkan diri. Mereka yakni, Ni Wayan Sariani, I Wayan Budiarta, I Kadek Gamantika, Danielson, I Gede Suda Arsa, I Dewa Gde Putra Kisawa, Gede Darma Arta, Gede Yogi Prastama, dan I Ketut Arya Pastika. Satu orang lagi atas nama Frangki Sony ingin pensiun karena sudah usia.

"Ini baru yang bersangkutan saja mengajukan pengunduran diri ke Pengprov PCI Bali. Baru sebatas tembusan ke KONI Bali. Jadi 10 atlet itu mengajukan mundur ke Ketum Pengprov Cricket Bali," beber sumber tersebut.

Dikonfirmasi terpisah Bidang Prestasi KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra tidak mau jauh berkomentar. Hanya saja, dia membenarkan ada 10 atlet cricket Bali ingin pindah ke Papua. "Ini baru yang bersangkutan saja mengajukan pengunduran diri ke Pengprov PCI Bali. Jadi, ranahnya ada di PCI. Kami di KONI baru sebatas tembusan saja," tegas Yamadhiputra.

Untuk lebih jelasnya dia mempersilakan konfirmasi ke Ketum KONI Bali Ketut Suwandi. Hanya saja, aturan soal mutasi Yamadhiputra menyebutkan dua tahun sebelum pelaksanaan PON, atlet melakukan proses mutasi mulai dari klub sampai tingkat provinsi.

"Saya berharap disikapi serius cabor soal pengunduran diri ini. Karena cricket andalan kami saat PON Jabar dapat medali emas. Bahkan mau sapu bersih saja emasnya bisa," tandas Yamadhiputra.

Sementara itu Ketum KONI Bali Ketut Suwandi menegaskan, KONI Bali masih sifatnya menunggu karena sifatnya tembusan. Yang jelas itu bukan soal mutasi tapi pengunduran diri. Hanya saja, surat pengunduran diri atlet PCI ada tandatangan Ketua Umum Pengprov PCI Bali, Tjokorda Raka Kerthiyasa atau Cok Ibah.

Dengan adanya tandatangan ketuanya, kata Suwandi, PCI Bali paling tidak mengetahui jika atlet itu mundur. Pertanyaannya, bagaimana seandainya dia mundur dari Bali, namun tiba-tiba main di Papua saat Pra-PON maupun PON.

"KONI Bali masih mempelajari perbedaan antara mengundurkan diri dengan mutasi. Itu akan dibahas dan dipelajari dengan Bidang Hukum KONI Bali. Tapi kita lihat dulu, apakah mereka mau pindah ke Papua atau tidak," papar Suwandi.