1000 Layang-layang Bupati Cup II 2018 | Bali Tribune
Diposting : 11 July 2018 22:07
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Festival Layang-layang beberapa waktu lalu.
BALI TRIBUNE - Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung selaku “leading sector” menggandeng Persatuan Layang-layang Indonesia (Pelangi) Badung kembali menggelar “Festival Layang-Layang Bupati Cup II 2018” yang akan dibuka oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, 14-15 Juli 2018.
 
Kadisparda Badung Ir I Made Badra, MM., menjelaskan, tujuan digelarnya festival layang-layang untuk kedua kalinya ini guna mempromosikan pariwisata sekaligus melestarikan budaya dan menciptakan atraksi tradisional. Di mana, tahun lalu tercatat sekitar 700-an, namun tahun ini meningkat menjadi 1.000 layang-layang dari 100 Sekaa mewakili Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, dan Klungkung serta Kota Denpasar. 
 
“Menyadari event tahunan ini juga diminati oleh wisatawan domistik dari luar Bali dan sejumlah wisatawan mancanegara, maka untuk penyelenggaraan acara serupa memperebutkan Bupati Cup III tahun depan, kami rencanakan berskala nasional dan internasional,” harap Made Badra, didampingi Ngakan Putu Tri Ariawan, SH., (Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparda Badung) dan AA Gede Suanda di ruang kerja Kadisparda Badung, Selasa (10/7).
 
Ngakan Putu Tri Ariawan mengatakan, penyelenggaraan acara tersebut dianggarkan Rp394 juta dan melibatkan ratusan panitia gabungan dari anggota Pelangi dan instansi terkait lainnya. “Untuk menghindari kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi acara, seluruh peserta wajib mengumpulkan layang-layang -- yang sekarang sudah dirakit secara ‘knock down” -- yang akan diikutkan lomba tersebut, sehari sebelum festival ini dibuka,” tutur Ngakan Putu Tri Ariawan.
 
Ketua Pelangi Badung Putu Pasek Pranata, selaku ketua panitia menambahkan, festival layang-layang kali ini dibagi menjadi 3 katagori, yaitu size remaja, dewasa, dan big size. “Untuk katagori dewasa, ada seri Bebean dewasa, Pecukan dewasa, Janggan dewasa, dan Janggan buntut. Begitu pula dengan katagori remaja dan big size. Untuk memeriahkan acara, kami juga mengadakan Festival Baleganjur,” kata Putu Pasek Pranata.
 
Jadi kedua festival (layang-layang dan baleganjur) ini katanya, tidak bisa dipisahkan, karena semua ada kaitannya dan merupakan satu kesatuan dalam budaya Bali. “Dari total jumlah peserta, didominasi perwakilan dari Kabupaten Badung, yaitu sekitar 60 persen. Yang paling seru dan favorit adalah seri Janggan, yang menggambarkan naga dengan ekor sepanjang 150-an meter. Ini yang paling menarik,” kata bapak dua anak asal Buduk, Mengwi itu.