2018, Tidak Lagi Kabel “Melayang” di Badung , Prioritas Utama Kuta | Bali Tribune
Diposting : 23 November 2017 20:06
I Made Darna - Bali Tribune
Masih ditemukan banyak kabel melintang dan semrawut di Kuta

BALI TRIBUNE - Untuk mempercantik wilayah Kabupaten Badung, pemerintah setempat bakal memindahkan kabel-kabel listrik dan telekomunikasi ke dalam bawah tanah. Pemindahan kabel yang kerap bergelayutan tersebut akan dimulai Tahun 2018.

Pemkab Badung saat ini telah menyiapkan anggaran pada RAPBD Badung Tahun 2018 sebesar Rp 30.006.842.000,00 dan pengawasan sebesar Rp355.315.600,00. Sebagai tahap awal penurunan kabel listrik dan telekomenikasi menurut rencana akan dilakukan di  kawasan kampung turis Kuta.


Sang Nyoman Oka Permana selaku Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung menjelaskan penurunan kabel-kabel listrik dan telekomunikasi ini sebagai amanat dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 19 tahun 2016 Tentang Utilitas Terpadu. Untuk utilitas terpadunya, kata dia,  dibangun mirip terowongan di bawah tanah. "Iya, untuk tahap awal kita bangun di sepanjang 1 kilometer di kawasan Seminyak dulu,” ujarnya dikonfirmasi,  Rabu (22/11).


Utilitas terpadu itu akan digunakan sebagai tempat atau wadah  kabel listrik dan kabel telekomunikasi yang berada di kawasan Seminyak Kuta sehingga tidak lagi melintang diatas dan terkesan semeraut. “Luasnya 1,8 meter- sampai 2 meter sepanjang 1 kilometer dan memakai box,” terang Oka Permana.


Utilitas terpadu ini, lanjut Kabid Jalan dan Jembatan ini hanya diperuntukan untuk penurunan kabel PLN dan Telekomunikasi. Sementara untuk pipa PDAM dan DSDP sudah ada tersendiri. "Yang jelas utilitas terpadu ini kita bangun hanya untuk kabel listrik dan telekomunikasi. Kalau pipa PDAM dan DSDP kan sudah ada," katanya.


Sementara  I Gusti Anom Gumanti yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Badung menyatakan kehadiran infrastruktur  yang mengarah mempercantik  Kuta ini memang sejak awal menjadi dambaan masyarakat bersama stakeholders pariwisata Kuta.


Namun, Kuta sebagai kawasan pariwisata, aktivitas ekonominya demikian tinggi sehingga perlu pola pengerjaaan dengan pola konstruksi bersih dan dilakukan saat tengah malam. "Kami sangat mendukung pembangunan utilitas terpadu ini, karena kawasan kuta sebagai destinasi pariwisata internasional," tukasnya.