Antre di Padangbai, Sopir Truk Ancam Demo | Bali Tribune
Diposting : 19 July 2017 21:24
redaksi - Bali Tribune
Pelabuhan Padangbai
KIAN PARAH – Antrean di Pelabuhan Padangbai kian parah. Bahkan ferry yang hendak bersandar di Dermaga II harus terapung di laut tujuh jam karena dermaga lainnya sedang dalam perbaikan.

BALI TRIBUNE - Sampai saat ini antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Padangbai Karangasem masih terjadi, dan bahkan semakin parah. Kondisi ini terjadi lantaran tidak beroperasinya Dermaga I yang mengalami perbaikan bagian grating atau ujung landasan mobile bridge (MB) dermaga yang keropos.

Ujung landasan yang keropos itu memang cukup membahayakan karena bagian itu bersentuhan langsung dengan pintu ramdoor kapal ferry, sehingga pihak ASDP dengan alasan keselamatan, menutup sementara dermaga utama itu hingga perbaikan selesai. Sementara aktivitas bongkar muat di Dermaga II yang posisinya menjorok ke tengah laut tidak bisa optimal karena terjangan ombak pantai sehingga sebagian nahkoda kapal ferry harus menunggu hingga kondisi terjangan ombak pantai di Dermaga II mereda.

Kondisi ini memicu terjadinya antrean kapal ferry yang akan sandar di Dermaga II. Untuk bisa mendapatkan giliran sandar kapal ferry yang memuat ratusan penumpang harus mengapung di tengah perairan lebih dari tiga jam. Sementara ratusan penumpang di atas kapal banyak yang komplain lantaran mereka harus berada di atas kapal lebih dari tujuh jam sebelum kemudian kapal yang mereka tumpangi bisa sandar di Dermaga II.

Komplain ratusan penumpang kapal ferry itu memang tidak secara langsung disampaikan ke pihak PT ASDP namun keluhan mereka sampaikan kepada sejumlah kru darat kapal ferry saat mereka turun dari kapal. “Masa kami harus berada lama di atas kapal sampai tujuh jam lebih baru sandar? Bagaimana sampai bisa seperti ini? tadi di atas kapal banyak penumpang yang mabuk dan mengeluh sakit,” umpat Rohmat, salah satu penumpang asal Surabaya yang baru turun dari kapal ferry kepada salah satu kru darat kapal yang ia tumpangi, Selasa (18/7).

Tidak hanya penumpang kapal saja yang komplain karena lebih dari tujuh jam mengapung di atas kapal di tengah laut, tetapi para sopir truk juga mengancam akan melakukan aksi demo jika kondisi seperti ini berlangsung lama. Para sopir truk mengaku mulai kehabisan bekal selama antre baik di jalur menuju pelabuhan maupun di dalam areal parkir pelabuhan hingga mereka bisa diseberangkan.

“Ya mestinya yang berwenang segera mengambil tindakan biar tidak macet begini. Kalau begini terus kami akan demo.  Di Pelabuhan Lembar saja sopirnya sering demo kalau antre terlalu lama,” ungkap Dedi salah satu sopir truk ekspedisi asal Flores NTT.

Di pihak lain, Manajer ASDP Padangbai, I Wayan Rosta, mengaku bisa memaklumi keluhan dari penumpang kapal yang harus berada di atas kapal selama berjam-jam sampai kapal yang mereka tumpangi sandar di dermaga pelabuhan. “Memang ada delay kapal ferry yang akan sandar di Dermaga II sampai tiga jam. Jadi kami bisa memaklumi kalau ada komplain dari penumpang,” ungkap Wayan Rosta.

Terkait perbaikan Dermaga I, kata Rosta memang sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan, jika tidak akan sangat membahayakan bagi pengguna jasa penyeberangan utamanya naik turun kendaraan dari kapal. Sebab Grating ujung landasan MB yang keropos itu bagian penting dan bersentuhan langsung dengan Ramdoor kapal. “Perbaikan kita lakukan dari kemarin, dan hari ini (Selasa kemarin,red) sore sudah selesai pengerjaannya dan bisa diop[erasikan lagi,” bebernya.

Pihaknya juga mengakui bongkar muat kapal di Dermaga II tidak bisa dilakukan secara optimal karena terkendala ombak tinggi. “Dermaga II itu merupakan areal pusaran arus sehingga kapal yang sandar goyang dan terganggu oleh hantaman ombak tinggi,” sebutnya.