Badai Membuat Nelayan Jembrana Libur Melaut | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 28 July 2016 14:19
habit - Bali Tribune
nelayan
MENUNGGU - Para nelayan ini tidak tahu sampai kapan badai akan terjadi di tengah laut, mereka hanya bisa pasrah menunggu, sementara kebutuhan hidup terus mendesak.

Negara, Bali Tribune

 Badai membuat nelayan di Kabupaten Jembrana, Bali, libur untuk melaut, menyebabkan mereka kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. “Kalau dihitung, sudah cukup lama kami tidak memperoleh pendapatan yang memadai. Pada bulan puasa lalu, meskipun melaut, hasil tangkapnya tidak seberapa. Sekarang malah libur total karena badai,” kata Madek, salah seorang nelayan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Rabu (27/7).

Awak perahu selerek ini mengatakan, akibat cukup lama tidak melaut, dirinya mulai kesulitan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. “Meskipun masih ada simpanan untuk makan tapi tinggal sedikit. Yang paling terasa adalah kebutuhan pribadi saya seperti rokok. Malu minta terus sama istri,” ujarnya. Pengakuan yang sama juga disampaikan Samsuri, nelayan lainnya, meskipun nasibnya masih lebih baik karena memiliki sampan, yang ia gunakan untuk menangkap ikan di pinggiran.

Sambil menunggu dihubungi bos perahu selerek, ia menebar jaring dengan menggunakan sampan, yang menurutnya, bisa menyambung kebutuhan sehari-hari. “Kalau sampan kan tidak terlalu jauh dari pantai melautnya, sehingga aman. Meskipun hasilnya pas-pasan, bisa untuk menyambung hidup sampai perahu selerek yang saya ikuti melaut lagi,” katanya. Beberapa nelayan lainnya yang tidak memiliki sampan, bekerja serabutan termasuk menjadi buruh bangunan, agar kebutuhan rumah tangganya tercukupi.

Para nelayan ini tidak tahu sampai kapan badai akan terjadi di tengah laut, mereka hanya bisa pasrah menunggu, sementara kebutuhan hidup terus mendesak. Nelayan di Desa Pengambengan dan sekitarnya rata-rata melaut menggunakan perahu selerek dengan jumlah awak sekitar 30 sampai 40 orang. Perahu jenis ini biasanya menangkap ikan lemuru dan tongkol, dengan jarak tempuh hingga ke tengah laut, sehingga sangat terpengaruh dengan cuaca.

Libur panjang nelayan ini juga mengakibatkan seretnya pembayaran cicilan seperti sepeda motor, barang elektronik dan peralatan rumah tangga lainnya kepada finance.”Saya minta tempo dulu untuk membayar cicilan sepeda motor. Mau bagaimana lagi, untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah susah,” kata salah seorang nelayan, yang minta namanya tidak disebutkan.

Pantauan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, suasana yang biasanya ramai dengan ribuan warga yang menggantungkan hidup dari hasil laut, tampak sunyi. Ratusan warung yang biasanya melayani nelayan, buruh angkut ikan, makelar ikan dan lain-lain sebagian tampak tutup karena sepi pembeli.