Bank Dunia: 115 Juta Orang Indonesia Keluar dari Garis Kemiskinan | Bali Tribune
Diposting : 31 January 2020 00:58
Hans Itta - Bali Tribune
Bali Tribune/ Presiden Joko Widodo
balitribune.co.id | Jakarta - Presiden RI Joko Widodo berterima kasih dan menyambut gembira laporan Bank Dunia "Aspiring Indonesia-Expanding the Middle Class" yang menyatakan 45 persen penduduk Indonesia telah berhasil keluar dari garis kemiskinan.
 
"Presiden menyambut gembira laporan Bank Dunia yang menyatakan 45 persen penduduk Indonesia atau 115 juta orang telah berhasil keluar garis kemiskinan," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
 
Fadjroel mengatakan bahwa Indonesia, menurut Bank Dunia, telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengurangi tingkat kemiskinan yang sekarang berada di bawah 10 persen serta berhasil menumbuhkan kelas menengah menjadi 20 persen atau sekitar 52 juta orang.
 
"Presiden Joko Widodo berterima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi seluruh rakyat Indonesia, serta memperhatikan dengan seksama rekomendasi Bank Dunia agar pemerintah mengadopsi kebijakan tepat dan efektif kepada kelas menengah baru yang keluar dari garis kemiskinan," kata Fadjroel menjelaskan.
 
Ia mengatakan bahwa Presiden juga membenarkan bahwa permintaan (konsumsi) kelas menengah mendorong pertumbuhan ekonomi karena merupakan setengah total pengeluaran rumah tangga Indonesia.
 
Kebijakan pemerintah Joko Widodo, seperti omnibus law cipta lapangan kerja, perpajakan, hingga ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, diharapkan mampu mendorong Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi.
 
Khusus omnibus law cipta lapangan kerja, diharapkan mampu mendorong transformasi ekonomi dan pengembangan SDM.
Omnibus law cipta lapangan kerja juga diharapkan mampu mendukung perubahan struktur ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 5,7—6,0 persen melalui penciptaan lapangan kerja dengan SDM berkualitas sebanyak 2,7—3 juta per tahun.
Selain itu, juga peningkatan investasi 6,6—7 persen disertai peningkatan produktivitas yang meningkatkan pendapatan dan daya beli serta peningkatan konsumsi 5,4—5,6 persen dari seluruh rakyat Indonesia, juga untuk memberdayakan UMKM yang kontribusinya 61,7 persen dari PDB dan menyerap 97 persen total tenaga kerja.
 
"Terima kasih, ini hadiah 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, semua hasil pekerjaan pemerintah ini untuk seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai Indonesia Maju," ujar Fadjroel.
 
Sementara itu, Lili Retnosari statistisi di BPS seperti dilansir detikNews, menyebutkan Angka kemiskinan nasional September 2019 yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 15 Januari lalu telah mencapai angka 9,22%. Persentase ini menurun sebesar 0,19 persen poin dari kondisi Maret 2019 dan 0,44 persen poin dari kondisi September 2018. Jika dilihat dari jumlahnya, pada September 2019 masih terdapat 24,79 juta orang miskin di Indonesia. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun menjadi 6,56% dan menjadi 12,60% untuk daerah perdesaan.
 
Selain jumlah dan persentase penduduk miskin, indikator kemiskinan lainnya juga mengalami perbaikan dari periode Maret 2019-September 2019. Indeks kedalaman kemiskinan --yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan-- mengalami penurunan dari 1,55 pada Maret 2019 menjadi 1,50 pada September 2019.
 
Indeks keparahan kemiskinan yang menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin, juga menurun dari 0,37 menjadi 0,36. Membaiknya berbagai indikator kemiskinan Indonesia tentu didukung oleh beberapa hal. Selain memahami bagaimana angka kemiskinan diperoleh, faktor di balik turunnya angka kemiskinan juga penting dipahami.