Bank Mandiri Optimis Stimulus Pemerintah Mampu Jaga Pariwisata dari Serangan Covid-19 | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 6 March 2020 19:21
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / Dendi Ramdani

balitribune.co.id | DenpasarBank Mandiri menilai pemerintah telah mengambil langkah yang tepat melalui serangkaian stimulus sektor pariwisata dan fiskal untuk melindungi ekonomi Indonesia dari dampak buruk epidemi virus corona (Covid-19). Meski melambat, Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun ini berada di level 4,7%-4,9%, dibandingkan dengan 5,02% pada tahun lalu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan pemberian insentif fiskal kedua untuk meredam dampak Covid-19. Insentif itu berupa keringanan Pajak Penghasilan (PPh) 21, PPh 22, PPh 25 dan percepatan restitusi PPN. 

Senior Ekonom Bank Mandiri, Dendi Ramdani, Jumat (6/3) mengatakan, kebijakan itu akan melengkapi insentif sebesar Rp10 triliun untuk menggerakkan sektor pariwisata domestik yang telah disampaikan pemerintah sebelumnya. Insentif tersebut antara lain diskon tiket pesawat untuk wisatawan lokal sebesar 30 persen ke 10 destinasi yang telah ditentukan, termasuk Bali serta dana bantuan untuk kegiatan yang dapat menarik wisatawan mancanegara seperti pelibatan influencer, kegiatan promosi, paket khusus untuk maskapai serta biro perjalanan. 

Tak hanya itu, disebutkannya, pemerintah juga telah membebaskan pajak untuk hotel dan restoran di 33 kabupaten/kota selama enam bulan ke depan, serta meningkatkan tunjangan kartu sembako dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu. 

Dendi mengatakan pemerintah telah menyadari sepenuhnya bahwa insentif yang dibutuhkan adalah stimulus yang mampu meningkatkan kapasitas ekonomi domestik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, pasca perkiraan kontraksi ekonomi Tiongkok akibat virus corona. Seperti diketahui, saat ini kontribusi Tiongkok pada perekonomian global mencapai sekitar 16%, padahal IMF memprediksi Tiongkok hanya tumbuh 5,6% pada 2020, level terendah sejak 1990.

"Kami yakin insentif tersebut akan dapat memperkuat daya tahan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif sangat baik saat ini. Jika itu terjadi, maka pekerjaan rumah pemerintah berikutnya adalah menjaga suasana psikologis masyarakat dan dunia usaha di Tanah Air untuk tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia. Kepanikan yang tidak beralasan akan dapat berpengaruh negatif pada upaya kolektif pemerintah Indonesia dalam mengawal ekonomi," jelas Dendi.

Pihaknya memperkirakan kondisi geografis Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat menguntungkan karena menerima pancaran ultra violet dalam porsi yang besar untuk mematikan virus. Kami berharap epidemi virus Corona akan segera mereda secara global setelah masuknya periode musim panas di belahan Bumi Utara," katanya.