Banyak Pelamar CPNS Guru Tidak Lolos Passing Grade | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 20 November 2018 00:13
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Drs Dewa Gde Darmawan, MPd.
BALI TRIBUNE - Dengan banyaknya pelamar CPNS dari pelamar Guru di Klungkung yang tidak lolos passing grade menyebabkan adanya kekhawatiran ke depan bisa terpenuhinya tenaga kependidikan kalangan guru ini. 
 
Diakui oleh Kadisdik  Klungkung Drs Dewa Gde Darmawan yang mengaku pusing memenuhi kebutuhan guru, khususnya di Kecamatan Nusa Penida. Sebab, formasi CPNS yang diharapkan menutupi kekurangan, nyatanya masih jauh dari kenyataan , karena kuotanya masih minim. Situasi demikian membuat sebaran tenaga guru, semakin tidak merata malan terkesan complang. 
 
Dalam penjelasannya Kepala Disdikpora Klungkung, Drs Dewa Gede Darmawan, dihubungi, Minggu (18/11), menyatakan kekurangan guru paling banyak pada guru kelas dan guru mata pelajaran. Awalnya, untuk mengatasi persoalan ini, sementara diatasi dengan melakukan pemetaan. Mengatasi kekurangan, pihaknya sempat berharap banyak dengan rekrutment CPNS guru tahun ini. Tetapi, formasi yang ada masih minim, jauh dari kebutuhan dasar Disdikpora.
 
Menurut dedengkot Pramuka Klungkung ini menambahkan, minim guru yang bersedia mengajar di Nusa Penida, karena tidak bisa mengejar target mengajar 24 jam dalam seminggu. Ini sebagai syarat dasar untuk memperoleh tunjangan sertifikasi guru. Sekolah di Nusa Penida, kata dia, rata-rata memiliki enam kelas. Jika dihitung setiap hari mengajar satu kelas dengan waktu dua jam pelajaran, maka rata-rata mereka tak bisa memenuhi target jam mengajar itu. Ini yang menyebabkan pendistribusian guru tak merata. 
 
Realita yang ada keberadaan Guru tidak bisa melalui formasi CPNS, pemenuhan kebutuhan, khususnya di Klungkung daratan, dilakukan dengan melakukan zonasi guru. Penyebarannya dilakukan dengan melihat kualitas dan kemampuan setiap guru. "Menyikapi kekurangan guru, banyak guru mengajar lintas mata pelajaran. Kekurangan lainnya, sementara diisi dengan guru kontrak," katanya. 
 
Kondisi dari persoalan ini, menurut Darmawan justru melihat persoalan tidak dialami siswa. Melainkan secara psikologis, guru yang bersangkutan menjadi amat terbebani. Sebab, dengan mengajar lintas mapel, guru menjadi tidak fokus mengajar. Apalagi, guru yang sudah tersertifikasi. 
 
Sebelumnya, berdasarkan data Dinas Pendidikan, jumlah guru, baik PNS dan kontrak masing-masing untuk tingkat TK dan PAUD sebanyak 125 guru PNS, 18 guru kontrak. Sementara di tingkat SD, terdapat 1.152 guru PNS, 214 guru kontrak. Sedangkan di tingkat SMP, memiliki 567 guru PNS, 101 guru kontrak.  Kekurangan gurunya mencapai 437 guru, baik tingkat TK, PAUD, SD, SMP.
 
Tahun 2018 ini Klungkuung mendapat jatah kuota PNS 176 orang. Dari jumlah itu untuk formasi tenaga guru hanya 70 orang. Sisanya, tenaga kesehatan 56 orang dan tenaga teknis 50 orang.
 
Sementara untuk di tingkat TK dan PAUD terdapat sebanyak 267 tenaga pengabdian, SD sebanyak 93 pengabdian, dan SMP sebanyak 77 pengabdian. Sehingga total tenaga pengabdian mencapai 437 orang. 
 
Walaupun faktanya mengalami kekurangan guru, menurutnya proses pembelajaran sementara dapat berlangsung sebagai mana mestinya karena dengan ditopang keberadaan tenaga pengabdian dan kontrak yang membantu proses belajar mengajar bisa berlangsung tanpa kendala berarti.