Barang Baku Gabah Langka, Harga Beras Jelang Nataru Melonjak | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 14 December 2017 21:59
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
beras
PENGECEKAN - Polres Jembrana bersama Diskoperindag Kabupaten Jembrana lakukan pengecekan ke sejumlah pabrik penyosohan beras yang beroprasi di Jembrana, Rabu (13/12).

BALI TRIBUNE - Beras medium di pasaran di Jembrana sejak sebulan terakhir terus mengalami peningkatan harga. Berdasarkan hasil pengecekan langsung yang dilakukan Polres Jembrana bersama Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Jembrana ke sejumlah pabrik penyosohan beras yang beroprasi di Jembrana, hingga Rabu (13/12) harga per kilogram beras melampaui harga eceran tetap (HET) Rp 9.450. Bahkan di tingkat pasar satu mencapai kisaran harga Rp 9.750- hingga Rp 10.250 perkilogramnya.

Terbatasnya bahan baku (gabah) di Bali yang berdampak pada meningkatnya harga jualan gabah, dan secara otomatis berdampak pada harga jual beras, membuat hampir seluruh pabrik penyosohan beras di Jembrana menaikkan harga jual. Salah seorang pemilik pabrik penyosohan gabah, I Putu Sentana, di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara menyebutkan, dibandingkan harga pada minggu lalu yang berkisar Rp 4.500 per kg, bahan baku gabah saat ini sudah menembus harga Rp 5.200 per kg. Belum masuknya masa panen raya di seluruh wilayah Bali diyakininya memicu naiknya harga gabah ini.

Ketua Perpadi Jembrana mengatakan kondisi ini membuat pihaknya kesulitan dalam mendapatkan gabah. Harga gabah yang didapatkan justru terus mengalami kenaikan. Tidak ada kenaikan untuk biaya operasional penyosohan, namun ia mengaku para pengusaha kini mengalami kerugian dengan perhitungan harga yang ditetapkan saat ini. Menurutnya dampak dari harga bahan baku yang langka menyebabkan kenaikan harga jual beras. “Produksi kami juga sekrang menurun hanya lima sampai delapan ton per hari dari produksi rata-rata pada hari normalnya yang bias mencapai 15 ton,” ungkapnya. 

Persoalan serupa juga dialami oleh pengusaha penyosohan beras di Jembrana. Seperti juga dialami Pabrik Jaya Baru milik Irwan di Kawasan Industri Pengambengan, Negara. Pabrik yang memiliki kapasitas besar itu juga terpaksa menaikkan harga jual beras. Pemilik pabrik, Irwan mengatakan saat ini untuk harga gabah sudah mencapai Rp 5.300 per ton dan pihaknya menjual beras medium Rp 10.250 perkilogram dan beras premium Rp 11 ribu perkilogram. Kendati mengalami kondisi yang tidak normal, pihaknya menyatakan pabriknya tidak mengalami penurunan produksi. Ia mengaku pabriknya kini bertahan untuk berproduksi dengan hanya mengambil bahan baku dari sekitar Bali saja seperti diwilayah Gianyar, Singaraja, Tabanan dan Badung.

Kendati mengalami kenaikan bahan baku dan harga beras mengalami kenaikan harga, pemerintaha daerah memastikan ketersediaan beras untuk wilayah Kabu[aten Jembrana masih mencukupi. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Jembrana Made Gede Budhiarta mengatakan berdasarkan hasil pengecekan di seluruh pasar tradisional, secara umum stok kebutuhan bahan pokok untuk Nataru masih aman. Pihaknya mengakui ada beberapa komoditi sembako yang harganya naik seperti beras. Dikatakannya, harga beras khususnya kualitas medium kini mengalami kenaikan sebesar Rp 1000 per kilogram.

Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya mengaku akan segera berkoordinasi dengan Perum Bulog Divisi Regional (DIvre) Bali. “Kami akan kodinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar di beberapa titik daerah yang mengalami kerawanan” ungkapnya. Dengan dilakukannya operasi pasar itu diyakininya bisa dilakukan normalisasi harga pasar.