Barong Berbahan Lontar Bakal Melepas Matahari 2017 di Denfest | Bali Tribune
Diposting : 30 December 2017 11:40
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Denfest
Barong unik berbahan lontar ini akan tampil memeriahkan panggung Denfest menutup Sunset terakhir 2017.

BALI TRIBUNE - Tiga barong unik berbahan daun lontar, koran dan daun pisang kering, karya  inspiratif seniman muda siap menjajal panggung budaya di ajang Denpasar Festival (Denfest ) 2017, Minggu (31/12) besok pagi di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung.

Karya inovasi persembahan tim kreatif Rumah Penggak Men Penggak Men Mersi ini dapat disaksikan  di Panggung Selatan, Lapangan Puputan Badung   dalam rangka “Melepas Matahari 2017” rangkaian  Denpasar Festival (Denfest) tahun 2017 ini.

Kelihan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita menuturkan garapan ini sebagai refleksi tema Denpasar Festival di tahun ini. Seperti diketahui, DenFest kali ini mengangkat tema ‘Rawat Pusaka Cipta Inovasi’. “Melalui tema ini kami implementasikan kedalam garapan yang akan kami bawakan. Dimana dalam garapan ini kami menampilkan tiga jenis barong yakni: barong kraras (daun pisang kering), barong koran, dan barong lontar,” tuturnya.

Wahyudita menjelaskan, baginya masing-masing barong tersebut memiliki makna tersendiri. Kraras sebagai bahan dasar barong menyimbolkan daur ulang bahan alam yang sejatinya sangat bisa dimanfaatkan menjadi benda seni. Kemudian Koran, sebagai bahan yang bisa di daur ulang menunjukan daya kreatif seniman dalam memanfaatkan benda disekitarnya. “Sedangkan barong dengan bahan lontar sebagai pemantik semangat dalam mengeksplorasi lontar sebagai simbol ilmu pengetahuan,” ucapnya.

Uniknya, ketiga barong kreasi ini murni hasil tangan-tangan terampil seniman Penggak Men Mersi yakni Komang Marjana dan Putu Arif ‘Sama Kaki’ Suciawan. “Suatu kebanggan bagi kami, karya kami bisa diapresiasi dan ikut tampil dalam event tahunan ini,” ujar Arif mewakili tim kreatif.

Arif menjelaskan ide awal membuat barong dengan bahan yang cukup berbeda karena merasa tertantang untuk membuat sebuah karya seni. Dengan memakan waktu hingga 1 bulan, pihaknya bersama team baru bisa menyelesaikan sebuah barong dengan bahan lontar. “Dengan menciptakan barong berbahan kraras-lontar-koran, kami ingin menunjukkan pentingnya membedakan barong sakral dan barong propan. Semoga dengan garapan ini nantinya bisa memunculkan barong-barong yang tampilnya berbeda dengan barong yang ada di pura,” jelasnya.

Dalam penampilannya nanti, garapan Mebarong-barongan melibatkan sedikitnya 25 seniman muda yang siap menampilkan bakat terbaiknya. Garapan ini nantinya diiringi Gamelan Singapraga yakni sebuah barungan musik baru dengan dasar selonding dan mengambil nada diatonik.