Bedah Desa, Bupati Suwirta Berjumpa Nenek Sayang | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 26 January 2018 17:38
I Ketut Sugiana - Bali Tribune
petani
Bupati Suwirta saat berada dikediaman nenek, Desak Nyoman Sayang, warga Dusun Gria Desa Nyalian Banjarangkan Klungkung, belum lama ini.

BALI TRIBUNE - Selalu ada kisah pilu yang didapati Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat meninjau pelaksanaan program Bedah Desa di wilayahnya.

 Sebutlah satu diantaranya, pelaksanaan program itu di Dusun Gria Desa Nyalian Kecamatan Banjarangkan, Rabu (24/1) lalu.

Di dusun ini, seorang wanita lanjut usia bernama Desak nyoman Sayang (80) berhasil menggugah rasa iba puluhan peserta Bedah Desa yang dipimpin Bupati Suwirta dan Ny. Ayu Suwirta.

Desak Nyoman Sayang hidup seorang diri di sebuah rumah yang sudah tidak layak huni. Ia menempati bangunan yang sebenarnya adalah dapur dengan kondisi atap yang terbuka tanpa pemubug.

Akibatnya seluruh ruangan menjadi basah ketika hujan turun. Dan yang lebih menyedihkan Desak nyoman Sayang menggunakan terpal plastik sebagai selimut supaya tidak basah oleh hujan.

Parahnya, kondisi fisik Desak nyoman Sayang sangatlah memprihatinkan. Nenek ini tidak mampu berjalan dan sesekali pindah dari dipan tempat tidurnya dengan cara menggeser pantat dibantu sebuah tongkat penyangga.

Kepala Dusun Griya Gusti Putu Parwati mengatakan, suami Desak Nyoman Sayang telah lama meninggal dunia. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Desak Nyoman Sayang sangat bergantung pada  pemberian para tetangganya.

Guna meringankan beban hidup nenek ini, Kadus Gusti Putu Parwati memprioritaskan bantuan desa kepada Desak Nyoman Sayang.

“Desa sudah memberikan bantuan rehab rumah untuk Desak Nyoman Sayang, namun belum rampung,” ujar Kadus Gusti Putu Parwati.

Atas kondisi itu, Bupati Suwirta perintahkan Kadus untuk mempercepat pengerjaan rehab rumah milik lansia tersebut.

Bupati juga memberikan sumbangan sejumlah uang serta terpal untuk menutupi atap rumah Desak Nyoman Sayang untuk sementara.

Selain kisah Desak Nyoman Sayang, terdapat pula seorang anak perempuan bernama  Ni Putu Wida Joyliani (10) yang hidup sekamar bersama kakeknya Ketut Gamba (68).

Siswi kelas V di SD 1 Nyalian ini harus tinggal hanya bersama  kakeknya yang berprofesi sebagai petani.

Ayah dari Ni Putu Wida Joyliani telah lama mati sedangkan sang ibu menikah lagi dan tidak pernah menemui lagi putrinya.

Saat menemui Ni Putu Wida Joyliani disekolahnya, Bupati Suwirta dan Ny. Ayu Suwirta langsung meneteskan air matanya.

Keduanya berusaha keras membujuk Ni Putu Wida Joyliani supaya tinggal dan tidur sekamar dengan saudara kakeknya yang perempuan. Bahkan Bupati Suwirta menawarkan televise dan kasur, namun Ni Putu Wida Joyliani tetap bersikukuh untuk tetap tidur sekamar dengan sang kakek.

Atas kondisi itu Bupati Suwirta hanya bisa berharap supaya Ni Putu Wida Joyliani bisa dirawat dan dijaga dengan baik oleh sang kakek I Ketut Gamba.

“Untuk mencegah hal hal yang tidak diharapkan, kita akan terus membujuk Ni Putu Wida Joyliani dengan televisi dan kasur supaya dia mau tinggal dan tidur bersama saudara kakeknya yang perempuan,” ujar Bupati Suwirta sambil mengusap air matanya.

Kepada Kadis Pendidikan Dewa Gede Dharmawan, Bupati Suwirta perintahkan supaya Ni Putu Wida Joyliani selalu mendapatkan bantuan beasiswa.