Belasan Pengungsi Belum Tersentuh Bantuan | Bali Tribune
Diposting : 26 September 2017 19:10
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
pengungsian
BELUM DAPAT – Pengungsi Gunung Agung di Jalan Salya No.17 Denpasar yang belum mendapat bantuan.

BALI TRIBUNE - Ribuan warga asal Karangasem yang desanya dinyatakan berada di zona merah bencana Gunung Agung telah mengungsi ke sejumlah wilayah termasuk ke Kota Denpasar. Bantuan yang diberikan kepada para pengungsi pun terus mengalir dari berbagai pihak.

Namun sayang, di balik bantuan yang diberikan masyarakat maupun pemerintah, ternyata masih ada sejumlah pengungsi belum tersentuh bantuan. Seperti yang dialami 13 orang pengungsi asal Banjar Tanah Ampo Desa Jungutan yang mengungsi di Jalan Salya No 17 Banjar Pucaksari Desa Dangin Puri Kauh, Denpasar.

Sebanyak 13 lansia yang terdiri 3 lansia, 3 anak-anak dan 7 dewasa ini baru mendapatkan bantuan pemeriksaan kesehatan saja. Padahal, bantuan makanan dan minuman tentu sangat dibutuhkan para pengungsi ini. Apalagi  salah satu pengungsi yakni I Nyoman Gejer (80) dalam kondisi lumpuh dan sakit-sakitan.

"Kami sebelumnya bingung harus mengungsi di mana, tapi karena kebetulan ada keluarga di Denpasar, kami memilih di sini saja," ujar salah satu pengungsi Ni Nengah Regeg, Senin (25/9).

Dikatakan, pihaknya bersama keluarga lainnya memilih tidak mengungsi di posko mengingat usia yang sudah cukup tua, selain itu salah satu anggota keluarga juga sedang sakit dan lumpuh. "Sebetulnya informasi terkait posko sudah tahu, tapi karena ada yang sakit dan lumpuh makanya lebih baik mengungsi di sini saja. Takut kalau di posko  tidak ada yang mengurusi," ujarnya.

Sementara pihak keluarga penampung, mengakui para pengungsi sudah berada di Denpasar sejak Jumat lalu. Namun hingga kemarin belum mendapatkan bantuan baik dari pemerintah maupun bantuan mandiri. "Tadi baru datang pak kepala lingkungan untuk mendata, tapi untuk pemeriksaan kesehatan dari puskesmas sudah ada. Untuk bantuan yang lain belum," ujar keluarga penampung pengungsi, Ni Wayan Sindhu.

Mengingat belum mendapatkan bantuan, pihak keluarga terpaksa urunan  untuk membeli makan maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Bahkan pihak keluarga berencana akan memotong hewan ternak (babi) untuk dikonsumsi bersama.

"Untuk makan sementara kami urunan dulu. Rencananya besok ada babi di kampung mau dibawa ke sini untuk dipotong. Daripada dijual dengan harga murah, lebih baik dipotong," ujarnya.

Pihaknya tetap mengharapkan adanya bantuan baik dari pemerintah dan bantuan mandiri.  Mengingat banyaknya pengungsi yang tentunya tidak akan tinggal selama satu atau dua hari saja. "Suami hanya pegawai freelance, tentu kalau ada bantuan akan sangat membantu kami. Bantuan pengobatan untuk kakek kami yang sakit juga sangat membantu," ujarnya.

Sementara itu, Pemkot Denpasar melalui Kepala Sub Bagian Pengumpulan Data dan Publikasi Humas Pemkot Denpasar, I Wayan Hendaryana mengatakan terkait bantuan untuk warga di pengungsian pribadi memang masih dilakukan pendataan oleh pihak lingkungan maupun desa setempat. Menurutnya  pihak lurah/perbekel akan segera mengkoordinasikan untuk segera disalurkan bantuan.

"Lurah/perbekel dan kepala wilayah sudah melakukan pendataan. Terkait bantuan  di rumah penduduk akan dikoordinasikan pihak lurah/perbekel. Selain iru kami tetap mengharapkan adanya bantuan dari   warga sekitar untuk ikut turut membantu warga yang mengungsi di wilayah masing-masing supaya bantuan tidak menumpuk di posko dan terarah dengan baik," tandasnya.