Bencana Alam Kembali Terjang Buleleng, Tujuh Titik Longsor, Tamblingan Banjir Bandang | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 2 February 2018 20:30
Khairil Anwar - Bali Tribune
banjir bandang
BERSIHKAN - Warga bergotong royong membersihkan lumpur akibat banjir bandang yang menerjang wilayah Desa Tamblingan. Inset: petugas benahi fasilitas listrik.

BALI TRIBUNE - Banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah tempat di Buleleng, Kamis (1/2). Longsor terjadi di tiga desa di Kecamatan Busungbiu dan di Desa Munduk, serta Desa Gesing, Kecamatan Banjar. Beberapa lokasi di tempat itu mengalami longsor dan banjir bandang, hingga SDN 3 Munduk mengalami kerusakan cukup parah. Pihak sekolah  meliburkan siswanya akibat seluruh bilik kelas terendam lumpur dan meterial longsor.

Terdapat empat titik longsor terjadi di tiga desa Kecamatan Busungbiu. Di antaranya Dusun Kelod, Desa Kedis, ada dua titik longsor di kebun milik Mustra menutupi sebagian jalan. Longsor juga menimpa pelinggih Ketut Siani sepanjang 10 meter di Dusun Kanginan, Desa Tinggarsari. Selain itu, longsor juga terjadi di kebun milik Wayan Sumawa, Desa Subuk, menyebabkan jalan raya Seririt-Pupuan tertutup material longsor. Untuk membersihkan material longsor, warga bersama TNI dan Polri bahu membersihak badan jalan dari timbunan lumpur dan kayu. ”Kondisi sudah pulih dan jalan raya Seririt-Pupuan kembali sudah normal,” ujar Kapolsek Busungbiu AKP Nengah Muliadi.

Akibat hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Desa Munduk dan Desa Gesing, bencana alam juga menerjang dua wilayah ini. Beberapa fasilitas mengalami kerusakan cukup parah.Di Desa Munduk, di lokasi Gemulak di Dusun Tamblingan, hancur setelah diterjang banjir bandang. Lokasi ini merupakan aliran air dari Gunung Lesung dan Bukit Pucuk yang menuju Danau Tamblingan.

Akibatnya, sejumlah rumah warga dan Gedung SDN 3 Munduk rusak parah. Untuk sementara bangunan SDN 3 Munduk tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar karena tertimbun lumpur. ”Semua aktifitas belajar mengajar terhenti. Tidak hanya ruang kelas, lapangan sekolah hingga buku-buku pelajaran termasuk bangku tidak bisa digunakan.Apalagi saat ini cuaca masih terlihat ekstrim sewaktu-waktu bisa saja kembali terjadi longsor dan banjir susulan,” ujar Putu Winama, salah seorang guru di SDN 3 Munduk.

Selai merusak gedung SDN 3 Munduk, tempat tinggal Nyoman Orta (50) juga nyaris roboh. Bahkan, hampir seluruh rumah warga terkena dampak banjir bandang, dengan dipenuhi endapan lumpur dan tanah serta material. ”Sebuah rumah tidak bisa ditempati karena tertimbun sedang yang lain hanya kemasukan lumpur. Ada empat KK mengungsi akibat takut jika sewaktu-waktu terjadi longsor,” jelas Wayan Sarita, Kelian Dusun Tamblingan.

Sedangkan di Desa Gesing, hujan deras menyebabkan longsor yang mengakibatkan kerusakan cukup parah di Dusun Tempek Yeh Song. Tebing setinggi delapan meter runtuh dan menutup akses jalan di tempat itu. Sementara, senderan sepanjang tujuh meter dengan tinggi tiga meter yang ada di Pura Dalem Desa Gesing, jebol yang membuat bangunan bale gong tergerus dan roboh. Naasnya, rumah milik Gede Sartan rusak parajh akibat tertimpa longsoran itu.

Selain di Yeh Song, longsor juga terjadi di Dusun Tempek Munduk Seming. Akibatknya, akses jalan yang menghubungkan Desa Gesing dan Desa Munduk sepanjang lima meter terputus. Longsor juga terjadi pada tebing di Dusun Waru setinggi 10 meter hingga mengakibatkan jalan tertutup material longsoran.

Akibat musibah itu, belum ada data valid terkait jumlah kerugian akibat musibah itu. Warga bersama aparat setempat sedang melakukan pendataan termasuk melakukan pembersihan lanjutan setelah banjir bandang dan longsor menerjang.