Beralih Dari Pasar Leisure Uji Tantangan ke Produk MICE | Bali Tribune
Diposting : 28 April 2018 12:42
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Ni Putu Juliyanti
Ni Putu Juliyanti

BALI TRIBUNE - Menekuni karir di bidang penjualan tentunya menghadapi berbagai tantangan baik itu target dan cara untuk meyakinkan market. Hal ini pun dialami oleh Ni Putu Juliyanti wanita kelahiran Blahbatuh, Gianyar 21 Juli 1983. Awalnya dia memulai sebagai sales koordinator di salah satu villa di Ubud. Dikatakan Juli bahwa bekerja diposisi pemasaran di Ubud ini merupakan pengalaman terlama.

Setelah itu untuk kali pertama dia beserta 3 orang tim membentuk manajemen hotel selama 3 tahun pada 2009. Ketika itu kata dia hotel-hotel di kawasan Ubud belum banyak menjamur seperti sekarang ini.

Kemudian ibu dua anak ini menceritakan untuk memperluas pengalaman, lantas memutuskan untuk hijrah ke Kuta tepatnya bekerja di hotel yang masih dalam persiapan pembukaan atau pre-opening selama 2 tahun sebagai sales marketing manager. Di tempat baru ini Juli membawahi reservasi dan e-commerce. Setelah itu bekerja di hotel yang berada di Kota Denpasar dengan tujuan untuk mengembangkan pasar meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

Director of Sales & Marketing b Hotel Bali & Spa ini memberanikan diri mencoba untuk mencari hal-hal baru yakni beralih dari pasar leisure ke MICE. Tentunya ini memerlukan perjuangan untuk mencapai target-target dari pasar MICE tersebut. Sebab beda target market, berbeda pula tantangannya. Dia pun telah mendapat pengalaman untuk menarik pasar MICE di dua hotel kawasan Denpasar dengan ballroom yang menampung 1000 peserta.

"Karena kebanyakan pengalaman saya itu terbiasa membuka hotel baru, jodoh lagi saya membangun hotel lagi di Ubud hampir 2 tahun. Setelah itu memilih bekerja di b Hotel Bali & Spa sudah dari satu tahun lalu sebagai director of sales & marketing," tuturnya saat ditemui di hotel setempat, Kamis (26/4).

Diposisi ini Juli mengatakan memiliki 12 orang tim diantaranya termasuk reservasi, sales dan marketing. Di b Hotel Bali & Spa pihaknya pun mengejar target untuk menggenjot pasar MICE. Bekerja di hotel yang menjual produk MICE ini memberikan tantangan agar selalu siap melayani permintaan pasar diantaranya dari pemerintahan, perusahaan dan perorangan. Pasalnya tidak jarang pihak hotel menerima pemesanan MICE dari customer pada last minute.

"Kalau di Ubud marketnya leisure jadi sudah stabil. Kita sudah bisa melihat kadang-kadang forecast 3 bulan pun sudah jelas adanya. Nah, kalau yang city hotel semua serba last minute. Ini tantangannya lebih besar dibandingkan leisure," terang Juli.

b Hotel Bali & Spa disebutkannya memiliki 233 kamar, 6 ruang meeting meskipun kapasitas ruang meetingnya tidak menampung hingga ribuan orang. "Kita punya (ruang meeting) menampung 300 orang. Pada season tertentu meetingnya jalan kayak sekarang ini sebelum Lebaran average 85 persen setiap harinya," ucapnya.

Pihaknya beserta tim mengaku telah terbiasa memberikan pelayanan yang datang pada last minute. Itulah konsep city hotel, dimana selalu dituntut kesiapan tim operasionalnya. "Kita sering melakukan koordinasi meeting untuk yang last minute event yang akan terjadi. Rata-rata semuanya terhandle dengan baik," imbuhnya.

Guna mencapai target penjualan, dia melibatkan 6 tim yang terjun ke lapangan secara langsung untuk memperkenalkan produk-produk b Hotel Bali & Spa diantaranya ke pemerintahan, perusahaan-perusahaan, travel agent, online dan bunquet (meeting, event, birthday, wedding). "Kita harus maksimalkan fasilitas yang kita punya di hotel," ujarJuli.