Berguru Pengelolaan Kota dan Pelayanan Publik ke Surabaya | Bali Tribune
Diposting : 18 December 2017 21:26
Agung Samudra - Bali Tribune
Information teknology
BERSAMA - Wabup Bangli Sang Nyoman Sedana Artha berserta rombongan foto bersama dengan Walikota Surabaya usai study tiru.

BALI TRIBUNE - Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan penataan kota di Kabupaten Bangli, Wakil Bupati (Wabup) Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, didampingi Kepala Kejaksaan Negeri Bangli Ida Ayu Ketut Retnasari Kusuma Dewi, SH, Dandim 1626/Bangli Letkol.Cpn.Andy Pranoto, M.Sc, dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kamis (14/12), melaksanakan study tiru ke Pemerintah Kota Surabaya. Kedatangan Wabup Sedana Arta dan rombongan disambut langsung oleh Walikota Surabaya Dr. (H.C.) Ir.Tri Rismaharini, MT dan jajaran di ruang sidang Kantor Walikota Surabaya.

Wapub Bangli Sedana Arta menyampaikan, pihaknya memilih Kota Surabaya sebagai tujuan study tiru, mengingat Kota Surabaya memiliki banyak prestasi di tingkat nasional, utamanya dalam bidang pemerintahan, inovasi pelayanan publik dan penataan kota yang sangat baik. 

Dalam APBD tahun 2018 mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli akan mengubah semua jenis honor termasuk perjalanan dinas dalam daerah yang akan disatukan menjadi tunjangan kinerja (tukin). Artinya, semua honor-honor pegawai diluar gaji pokok akan disatukan menjadi tukin. Untuk itu Wabup Sedana Arta ingin mengetahui lebih dalam seperti apa sistem pengelolaan tukin yang sudah lebih dulu diterapkan oleh Kota Surabaya, serta Rewards and Punishment bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan saat ini pengelolaan pemerintahan Kota Surabaya sepenuhnya sudah menggunakan elektronik. Mulai dari pengelolaan keuangan, kepegawaian sampai dengan pelayanan publik semua berbasis Information teknology (IT). “Dengan IT semua pekerjaan bisa dikerjakan dengan cepat, efektif, efisien dan praktis. Sehingga sangat membantu semua urusan pemerintahan dan pelayanan publik di Kota Surabaya,” jelasnya.

Ia juga mencontohkan, jika ada pegawai naik pangkat, kenaikan gaji berkala dan sebagainya, tidak perlu lagi pegawai bersangkutan mengusulkan atau mengurus kenaikan pangkatnya. Selama dia tidak ada pelanggaran disiplin, pasti otomatis naik pangkat.  “Semua sudah pakai sistem elektronik dan semua data sudah dalam bentuk soft data,” jelasnya.

Untuk pelayanan publik lainnya, jelas Tri Risma, pihaknya memiliki layanan Mal Pelayanan Satu Atap yang terintegrasi dengan sistem IT. Selain itu juga ada layanan siaga bencana yang didalampnya diisi oleh seluruh SKPD. Jadi kalau ada pengaduan seperti air mati, lampu penerangan jalan mati, masalah sosial, kejahatan dan sebagainnya, semua pengaduan bisa lapor ke pelayanan ini. Karena disitu juga ada dari unsur kepolisian yang bertugas. Kalau ada kejahatan, petugas bisa mengontak polisi terdekat dari kejadian. Selain itu, Pemkot Surabaya juga memiliki layanan ambulance 24 jam gratis yang melayani antar jemput pasien.

Terkait dengan penerapan tukin, Tri Risma menjelaskan bahwa rata-rata ASN di Pemkot Surabaya tidak bisa menyerap 100 persen. Paling tinggi biasanya hanya mencapai 80 persen. Karena ASN setiap hari melaporkan apa yang dia kerjakan dan semua ada pembobotan berdasarkan yang dikerjakan. Sedangkan untuk pengendalian sampah di Kota Surabaya, pihaknya mengaku bisa berkerjasama dengan masyarakat. Karena sekarang sebagian besar sampah sudah dipilah dan dikelola di rumah tangga. Selain itu TPA di Pemkot Surabaya juga sudah mampu mengolah sampah menjadi listrik kapasitas 2 MW.

“Untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Surabaya, dulu setiap hari saya turun ke kampung-kampung. Kalau ada kampung kotor saya tidak segan nyapu sendiri. Maka di mobil saya selalu ada sapu. Tapi sekarang masyarakat sudah menyadari dan semua tergerak untuk peduli pada sampah. Sampah sudah mulai dipilah, setiap minggu mereka bisa jual sampah kering dan yang basah digunakan untuk kompos. Sebagian besar kampung di surabaya sekarang sudah indah dan tertata. Saya Kalau masuk kampung betah sekali, karena bersih dan hijau kayak taman. Rumah tidak bagus, tapi karena tertutup tanaman semua jadinya indah dan bersih,” ujar Risma.