BI: Gulirkan Bantuan Air Bersih di Desa Batumadeg Nusapenida | Bali Tribune
Diposting : 16 July 2018 10:36
Arief Wibisono - Bali Tribune
RESMIKAN - Causa Iman Karana bersama IGA Rai Wirajaya ketika meresmikan "Rumah Air Bersih" di Dusun Batumadeg Kelod, Desa Batumadeg, Nusapenida, Klungkung, Sabtu (14/7).
BALI TRIBUNE - Pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat akan terus dikembangkan Bank Indonesia sebagai bagian dari pengendalian inflasi daerah melalui berbagai program sosial kemasyarakatan yang kerap digulirkan. "Dengan ketersediaan berbagai kebutuhan masyarakat khususnya pangan secara berkecukupan maka kita bisa mengurangi inflasi sekaligus meningkatkan devisa. Sebab impor akan menggerus cadangan devisa," ungkap Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana ketika meresmikan program bantuan sosial air bersih Bank Indonesia di Dusun Batumadeg Kelod, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Sabtu (14/7). Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan kran yang juga dihadiri Anggota Komisi XI DPR RI IGA Rai Wirajaya, Deputy Kepala KPw BI Bali Azka Subhan, Kadis PU Klungkung Ketut Suadnyana serta tokoh masyarakat setempat.
 
CIK menambahkan Bank Indonesia telah melakukan sejumlah kegiatan dalam mendukung pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat baik di bidang pertanian dan industri kecil. "Disamping mengembangkan klaster padi, bawang merah, bawang putih serta kain tenun di sejumlah daerah di Bali. Kini kita juga membantu penyediaan air bersih," tambahnya.
 
Program bantuan sosial air bersih tersebut, menurut CIK awalnya direncanakan menggunakan  energi surya untuk mengangkat air, tapi karena kendala hamparan lahan yang tidak mencukupi  di sekitar mata air lagipula cahaya matahari terbatas karena terhalang tebing akhirnya diputuskan memakai energi listrik. "Medan yang cukup berat membuat pengerjaan jaringan air ini memakan waktu lama. Hampir setahun," tambahnya di sela-sela peninjauan bak penampung air yang memiliki kapasitas 48 meter kubik. Kepada warga, CIK minta agar fasilitas yang sudah dibangun itu dirawat dengan baik.  Bank Indonesia berhasil  mengangkat air bersih dari mata air Temeling yang jaraknya sekitar 3 km dari desa menuju Desa Batumadeg.
 
Langkah yang telah diambil BI tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan ekonomi masyarakat. Khusus untuk Klungkung, bahkan  CIK meyakini  banyak potensi yang bisa dikembangkan di Nusapenida seperti rumput laut, peternakan,  tanaman mente, tenun rangrang bisa menjadi komoditas andalan Nusapenida kedepannya. "Tentu untuk melaksanakan program ini perlu adanya sinergitas dengan stakeholder, BI sifatnya hanya membantu," tukasnya.
 
IGA Rai Wirajaya Apresiasi
 
Dari tempat yang sama Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya juga menyampaikan, selain bertugas menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia juga memainkan perannya dalam mendorong perekonomian dan peningkatan sumber daya manusia. "Peran signifikan juga dimainkan BI yang merupakan mitra kerja Komisi XI dalam mendorong perekonomian masyarakat. Salah satunya dengan mewujudkan air bersih di Desa Batumadeg ini," ucap Rai Wirajaya.
 
Senada dengan apa yang disampaikan CIK iapun  berpendapat dengan masuknya air bersih di Desa Batumadeg mampu menunjang pariwisata Nusa Penida yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah. "Satu persoalan bisa teratasi dengan adanya air bersih ini. Apalagi air disini mengandung mineral yang cukup tinggi," sebutnya sembari mengapresiasi langkah yang telah diambil Bank Indonesia. Pasalnya, melalui program bantuan sosialnya BI berhasil mewujudkan pembangunan fasilitas air bersih di desa tersebut. "Sebagai daerah tujuan wisata kebutuhan air tentu menjadi sangat vital, dengan masuknya air bersih di Desa Batumadeg ini harapannya sektor-sektor yang ada lebih bisa digalakkan lagi," sebutnya.
 
Kepala Desa Batumadeg I Made Mustika di sela-sela peresmian air bersih yang dihadiri  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana (CIK) mengatakan sebelumnya warga harus mencari air dari sumber air Temeling cukup jauh dan jalan yang curam. Itu pun sangat sedikit air yang bisa dibawa karena terkendala geografis yang curam. Warga hanya bisa membawa air satu galon saja. "Kini dengan diangkatnya air dari Temeling maka warga tak lagi harus turun ke bawah, tapi bisa mendapatkan air lebih mudah dan lebih banyak," jelasnya.
 
Menurut Mustika dengan berhasil diangkatnya air bersih ini, warga juga bisa menghemat dari segi waktu, tenaga maupun biaya. Sebab sebelumnya sebagian warga juga terpaksa harus membeli air dari sumber air Guyangan dengan harga Rp 17 ribu per tangki. Itu pun tak bisa setiap saat karena untuk mendapatkan air dijadwal waktunya yakni dua kali seminggu. "Kalau air bantuan Bank Indonesia ini bisa setiap saat dinikmati dan dalam jumlah cukup sebab debit air yang diangkat ke bak penampungan cukup besar yakni 25 liter per detik," ujar Mustika yang sudah cukup lama menjabat kades.
 
Dijelaskan dengan debit air 25 liter per detik yqng berhasil diangkat ini penduduk Batumadeg yang berjumlah 545 KK dengan 2.505 jiwa itu dengan cepat bisa mendapatkan air. Penduduk bisa mengambil air dari Rumah Air yang berada di lokasi datar dekat desa. Di Rumah Air yang diresmikan ini terdapat empat kran untuk warga. Soal pengaturan ke depannya tambah Mustika masih akan dibicarakan dalam rapat desa termasuk pengelolaannya dan perawatannya yang akan melibatkan BUMDes. Ditambahkan Mustika mata pencahariaan warganya sebagian besar bertani dan beternak. Dengan semakin banyaknya dibangun infrastruktur termasuk air bersih yang menjadi kendala utama warga, kini tingkat kesejahteraan warganya semakin membaik. "Kalau tahun 2011 ada 350 KK miskin, kini sudah tinggal separuhnya," ucap Kades.
 
Salah seorang warga Batumadeg mengatakan, bertahun tahun dirinya berharap bisa menikmati air bersih. Kini dengan berhasil diangkatnya air dari bawah, warga dengan mudah mengambil air dari kran Rumah Air. "Biasanya hanya tiga kali saja sehari, tapi sekarang bisa berkali kali, bahkan sampai 20 kali mengangkut air," ucap pria berumur 70 tahun lebih itu.