Bisnis Akomodasi, Pengusaha Serahkan Desain Tata Ruang | Bali Tribune
Diposting : 4 October 2016 13:13
ayu eka - Bali Tribune
hotel
TERANG - Hotel maupun villa di Bali cenderung memadukan konsep dengan warna-warna cerah, mentereng dan minimalis.

Denpasar, Bali Tribune

Akhir-akhir ini hotel maupun villa di Bali dari sisi pernak pernik interiornya cenderung memadukan konsep dengan warna-warna cerah, mentereng dan minimalis. Perpaduan konsep tersebut untuk membuat ruangan tampak lebih bernyawa dan tidak membosankan.

Menurut salah seorang Desainer Interior, Ida Bagus Soetadi, orang-orang yang sadar akan interior bakal mengerahkan seluruh kemampuannya agar ruangan hotel maupun villa tampak penuh estetika, penuh selera, dibanding hanya menggunakan satu konsep saja. Dikatakannya penataan estetika ruang itu sangat penting karena mempengaruhi mood seseorang secara psikologis.

“Misalnya minimalis yang berkesan kelewat dingin dan kaku atau konsep etnik antik yang berkesan tempat seolah-olah seperti musium. Sebab ruang yang indah membangun mood yang positif,” tuturnya di Denpasar, Senin (3/10).

Berdasarkan pengalaman, Soetadi mengatakan, biasanya pengusaha lokal lebih menyerahkan urusan penataan ruang kamar hotel maupun villa kepada desainer interior. “Kenapa menyerahkan interior kepada desainer karena para pengusaha tidak cukup mengerti tata ruang dan estetikanya dan menganggap itu bukan urusannya. Seringkali pengusaha lokal yang the have fun. Kalau ditanya tentang hal-hal yang berkonotasi pada sesuatu yang beraroma tata letak ruang, justru tidak faham atau tidak memiliki taste sama sekali,” terang Soetadi.

Oleh sebab itu kata dia, desainer interior dibutuhkan di Bali dalam bidang usaha akomodasi. Khusus untuk pengusaha dari luar yang berbisnis akomodasi di Pulau Dewata ini disebutkannya kebanyakan cukup konseptual dan lebih detil dibanding pengusaha lokal.

Pengusaha luar dalam berbisnis akomodasi menurut Soetadi lebih spesifik dan lebih jelas tentang konsep apapun yang diinginkan. “Meski pengusaha lokal tidak cukup konseptual dalam hal ini tentang hal-hal yang berhubungan dengan konsep tata ruang, keinginan-keinginannya tentu juga pantas didengar. Disitulah tugas desainer interior hadir untuk mengakomodasikan semua keinginan-keinginan itu,” ucapnya.

Pesatnya bisnis di sektor akomodasi lanjut Soetadi mengatakan permintaan pekerjaan tata ruang pun bertambah, kenyataan tersebut tidak bisa dipungkiri. Dalam berbisnis akomodasi pemilik modal tentunya menginginkan sentuhan yang spesifik dan kenyamanan dengan tujuan agar para pelanggan/tamu akan kembali lagi.

“Termasuk dalam hal tata ruang. Seperti tata ruang yang indah, penuh estetika dan nyaman tentu akan memberikan kesan berbeda. Tata letak ruang yang indah juga akan memberikan kesan tersendiri dan secara tidak langsung itu juga menjadi promo yang ampuh,” jelas Soetadi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan dalam hal penataan ruang kamar hotel dan villa, di Bali tidak kesulitan sumber daya manusia yang ahli di bidang desain interior.

“Bahkan beberapa arsitek interior kita bisa memadukan antara furnitur etnik dengan hal-hal modern. Itu sudah bisa dipadukan dengan baik. Dari sisi kompetensi kita punya SDM cukup bagus dengan di luar negeri,” katanya.