BPBD Karangasem Siaga Kebakaran Hutan Gunung Agung | Bali Tribune
Diposting : 23 August 2017 20:49
redaksi - Bali Tribune
kebakaran ,
PEMANTAUAN - BPBD Karangasem saat melakukan pemantauan titik api kebakaran hutan dilereng atas Gunung Agung

BALI TRIBUNE - Memasuki musim kemarau panjang dan bencana kekeringan, pihak BPBD Karangasem sudah mulai meningkatkan kewaspadaan utamanya mengintensifkan pemantauan kawasan hutan lindung di lereng Gunung Agung. Kawasan hutan lindung Gunung Agung memang menjadi langganan kebakaran pada setiap musim kemarau panjang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, Selasa (22/8), dampak kemarau yang mulai terjadi telah memicu munculnya titik api di wilayah hutan lindung lereng Gunung Agung, dengan titik lokasi titik api berada di Dusun Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu, pada Senin (21/8) lalu.

Munculnya titik api kebakaran hutan di gunung tertinggi di Bali itu cukup membuat petugas dari BPBD Karangasem dan KRPH siaga dengan terus memanttau pergerakan dan perkembangan titik api yang berada diketinggian 2100 meter DPL itu. “Begitu kita menerima informasi adanya titik asap di lereng Gunung Agung, kita langsung kerahkan anggota dan perlengkapan. Tapi beberapa saat kemudian titik asap itu hilang artinya api sudah padam,” ucap Kalak BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, kepada koran ini Selasa kemarin.

Sementara untuk mengantisipasi masuknya musim kemarau panjang dan kekeringan yang kerap memicu terjadinya bencana kebakaran hutan di lereng Gunung Agung, Sekda Karangasem, I Gede Adnya Mulyadi, selaku Kepala BPBD Karangasem, sudah memanggil intansi terkait guna mengambil langkah-langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam sebagai dampak dari kemarau panjang itu. Dan dalam waktu dekat ini akan disebarkan surat edaran kesejumlah instansi diantaranya, Dinas Damkar Karangasem, KRPH, Camat, Pecinta Alam, serta Dinas Kehutanan, yang isinya agar instansi terkait mempersiapkan perlengkapan atau peralatan dan dana untuk antisipasi.

“Saat ini petugas kami bersama petugas dari kehutanan termasuk KRPH selalu melakukan pemantauan dan patroli. Kami juga menghimbau dan mengajak kelompok pecinta alam untuk sama-sama melakukan pemantauan kawasan hutan lereng Gunung Agung,” ujarnya.  Untuk pemantauan titik api melalui satelit, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Kehutanan karena hanya instansi itu yang memiliki perlengkapan pemantauan satelit.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang mencari burung dan madu di kawasan hutan lindung lereng Gunung Agung, agar tidak membuang api obor sembarangan karena itu akan cepat memicu kebakaran hutan terlebih kondisi angin yang cukup kencang. “Utamanya para pendaki gunung dan yang nge-camp diatas gunung agar berhati-hati ketika membuat api unggun. Bara api segera dimatikan jika sudah selesai dan meninggalkan lokasi,” tandasnya.