Buntut Ada Warga Miskin di Kerobokan Klod, Dewan Minta Disos Kroscek Ulang Warga Miskin | Bali Tribune
Diposting : 3 October 2018 00:07
I Made Darna - Bali Tribune
Warga miskin di Kerobokan Klod mendapat bantuan bedah rumah dari sejumlah pengusaha di Kuta Utara.
BALI TRIBUNE - Warga miskin ‘bobol’ status Kelurahan Kerobokan Klod sebagai wilayah bebas warga miskin. Terbukti, masih ditemukan ada warga kurang mampu di daerah yang diklaim nol persen dari penduduk miskin tersebut.
 
Adalah Ketua Komisi IV DPRD Badung AAN Ketut Agus Nadi Putra yang mengaku masih menemukan warga miskin di wilayah itu. Ia bahkan menyebut warga miskin ini sangat layak dibantu dengan kondisi rumah yang sangat sederhana.
 
“Saya temukan sendiri keluarga  almarhum Wayan Suarnawa adalah keluarga miskin di Banjar Mertanadi. Sejak beberapa tahun kondisi rumahnya tak layak huni,” ujar Nadi Putra, Senin (1/10).
 
Karena tak kunjung mendapat bantuan dari pemerintah, keluarga miskin ini bahkan dibantu oleh masyarakat sekitar.
 
“Rumahnya tidak layak huni. Untung ada program benah rumah mandiri oleh sejumlah donatur di Kuta Utara, namun belum beratap dan belum di finishing,” katanya.
 
Politisi asal Kerobokan inipun mengaku sudah meminta yang bersangkutan mengajukan permohonan bedah rumah ke Pemkab  Badung. Namun, karena kemiskinan di Kelurahan Kerobokan ini nol persen, maka keluarga tersebut tidak mendapatkan bantuan bedah rumah.
 
“Sebenarnya mereka sudah minta bedah rumah, tapi karena Kerobokan Klod masuk nol persen orang miskin, jadi ini tidk dapat,” terangnya.
 
Atas kondisi warga ini, Nadi Putra pun meminta masyarakat mencarikan solusi. Sehingga warga miskin ini mendapat bantuan yang layak. 
“Masyarakat di  Kuta Utara dan Kelurahan Kerobokan Klod kami harap bisa membantu sehingga bisa mereka bisa memiliki rumah yang layak,” kata Nadi Putra sembari menyebut dirinya sendiri mengaku sudah memberikan bantuan lewat Koperasi  Panca Marga sebesar 50 juta  untuk melakukan bedah rumah.
 
Selain itu, politisi Partai Golkar ini juga mendesak Dinas Sosial agar tidak menutup-nutupi warga miskin. Pihaknya juga minta Disos memberikan bantuan bedah rumah kepada keluarga ini. Sebab, keluarga ini sudah pernah disurvei, namun tak kunjung diberikan bantuan.
 
“Ini harus ada solusi. Masak karena Kerobokan Klod nol persen dari kemiskinan. Sekarang ada warga miskin, butuh bantuan  tidak bisa diberikan bantuan,” katanya.
 
Nadi Putra pun mendesak pemerintah mendata ulang warga miskin di daerah itu. Sebab, tidak menutup kemungkinan masih ada warga miskin yang tidak tercatat.
 
“Kami minta pemerintah melakukan kroscek ulang, agar tidak lagi terjadi seperti ini,” ujarnya.
 
Di negara maju pun, menurut dia tidak ada kemiskinan hingga nol persen, seperti di Badung. “Tidak mungkin meng-nol-kan angka kemiskinan. Dan kalau ada warga tercecer, itu mestinya tetap dibantu,” tukasnya.
 
Sementara Lurah Kerobokan Kelod, Made Wistawan mengungkapkan, sebetulnya bantuan-bantuan untuk warga miskin di Kelurahan kerobokan Kelod sudah disalurkan, baik bedah rumah, bantuan usaha ekonomi produktif untuk rumah tangga sasaran sehingga secara administrasi rumah tangga sasaran tersebut sudah dianggap go publik. 
“Dilingkungan yang lain saat kami data tidak ada. Namun untuk kasus yang ini sebetulnya sudah ditangani, mengingat hak-hak warga ini sudah diberikan  sehingga sudah layak go publik karena sudah bisa mencukupi kebutuhannya secara mandiri. Tapi terkadang dilapangan berbeda  dan inilah perlu kita sikapi dengan melakukan kroscek kedepannya,” paparnya.
 
Pihaknya juga berterimakasih atas bantuan bedah rumah ini yang diberikan oleh para donatur untuk merehab rumah almarhum  Wayan Suarnawa karena masih ada istri dan dua orang anaknya.