Buruk, Okupansi Non-Bintang | Bali Tribune
Diposting : 9 August 2016 14:46
ayu eka - Bali Tribune
wisatawan
Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)

Denpasar, Bali Tribune

Kendati kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan namun tidak berdampak peningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi. Berdasarkan data kunjungan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, kedatangan wisman pada Juni 2016 mencapai 405.835 kunjungan.

Jumlah wisman ke Bali pada Juni 2016 naik sebesar 12,83 persen dibandingkan dengan Juni 2015 dan naik sebesar 2,86 persen dibandingkan dengan Mei 2016. Sedangkan TPK pada hotel berbintang bulan Juni 2016 mencapai rata-rata 56,77 persen, turun 3,27 poin dibandingkan TPK Mei 2016.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), turunnya TPK pada Juni 2016 tersebut dikarenakan banyaknya jumlah kamar hotel yang tersedia di Bali. Masing-masing hotel berbagi porsi yang menyebabkan rata-rata hunian menjadi makin berkurang.

“Ini karena penyebaran wisatawan yang makin banyak. Kalau kita melihat dari sisi jumlah kunjungan kan meningkat. Selalu itu menjadi momok kita karena jumlah akomodasi yang sangat pesat meningkat disamping orientasi marketing kita sekarang banyakan ke Asia, China khususnya. Ini yang sering tidak kita perhitungkan. Itu penyebabnya,” jelasnya ketika dikonfirmasi Senin (8/8).

Rata-rata, lama menginap tamu pada hotel berbintang di Bali bulan Juni 2016 yang bertepatan liburan sekolah dan bulan puasa ini mencapai 2,88 hari, naik 0,15 poin dibandingkan dengan rata-rata lama menginap tamu pada Mei 2016. Sementara itu TPK hotel non bintang pada Juni 2016 sangat minim rata-rata hanya 29,26 persen. Angka tersebut turun sebesar 6,34 poin dari bulan Mei 2016.

Rata-rata lama menginap tamu mencapai 2,44 hari, turun 0,18 poin dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan Mei. Cok Ace mengatakan bahwa hotel non bintang yang dulunya adalah kebanyakan hotel-hotel melati namun sekarang ini pasarnya bergeser ke bintang 1 sampai bintang 3.

“Demikian juga (bergeser) ke villa-villa. Tetapi juga kelihatan jumlah wisatawan di bintang dan villa dari data yang saya dapatkan di BI, villa lebih tinggi peningkatannya daripada hotel bintang,” ucap Cok Ace. Dia mengatakan, penyebab kondisi terburuk hotel nonbintang karena manajemen kurang profesional. “Juga kurang mengantisipasi hal-hal yang bersifat global,” imbuhnya.