Cuaca Buruk dan Angin Kencang, Nelayan Karangasem Cuti Melaut | Bali Tribune
Diposting : 22 March 2018 14:30
Redaksi - Bali Tribune
cuaca
PARKIR – Jukung nelayan Pantai Ujung Pesisi, Kelurahan Karangasem tampak parkir tidak melaut karena cuaca buruk sejak beberapa hari lalu.

BALI TRIBUNE - Angin kencang dan gelombang tinggi melanda wilayah perairan di Karangasem. Sebagian besar nelayan memilih tidak melaut hingga kondisi cuaca di tengah perairan membaik. Dari pantauan koran ini di Pantai Ujung Pesisi, Kelurahan Karangasem, Rabu (21/3), sebagian besar nelayan dari enam kelompok nelayan yang ada di wilayah pantai ini memilih untuk tidak memaksakan diri berangkat melaut menangkap ikan, mereka mengisi waktu luang dengan memperbaiki jaring dan perlengkapan melaut lainnya, termasuk memperbaiki perahu jukung mereka.

 Arpan Riadi (40),  salah satu nelayan di pantai ini mengaku sudah tidak melaut sejak dua hari lalu, dia dan nelayan lainnya mengakui jika terjangan angin di tengah perairan cukup kencang sehingga kerap memicu terjadinya gelombang tinggi.

“Anginnya di tengah perairan itu yang cukup kencang. Cukup membahayakan bagi kami kalau tetap memaksa berangkat melaut, karena biasanya kalau anginnya kencang pasti terjadi gelombang tinggi sampai di atas dua meter,” ungkapnya.

 Saat ini tinggi gelombang di tengah perairan mencapai lebih dari dua meter, selain itu saat ini memang belum memasuki musim ikan tongkol, dan jika cuaca membaik biasanya para nelayan di Pantai Ujung akan melaut jauh ke tengah hingga ke Selat Lombok dan bahkan mereka sampai ke perairan Ampenan-Lombok Utara dan menjual hasil tangkapan mereka di Ampenan.

 Sejak nelayan banyak yang tidak melaut karena cuaca buruk, ikan tongkol mulai sedikit langka di pasaran, karena para pengepul dan pedagang ikan di Pasar Amlapura atau pedagang ikan di lapak pinggir jalan biasanya mengambil ikan dari hasil tangkapan nelayan di Pantai Ujung maupun di Pantai Seraya.

Sementara itu berdasarkan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG Wilayah III Denpasar, tiupan angin kencang ini dipicu oleh pengaruh siklo tropis marcus yang terjadi pada 20 Maret 2018 di Samudera Hindia sebelah Selatan Bali atau sekitar 650 kilometer sebelah Selatan Denpasar dimana arah angin dan kecepatan gerak mengarah ke Barat dengan kecepatan 15 knot atau 27 kilometer per jam.

 Sedangkan pada tanggal 21 Maret 2018, siklon tropis ini sudah berada pada posisi Samudra Hindia sebelah Selatan Jawa Tengah atau sekitar 920 kilometer sebelah Barat Daya Denpasar, dengan arah kecepatan angin bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan 120 knot atau 220 kilometer per jam.