Cuaca Buruk = Hasil Tangkapan Nelayan Karangasem Menurun Drastis | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 24 August 2017 18:35
redaksi - Bali Tribune
cuaca  buruk
PARKIR - Sebagian besar perahu nelayan parkir di pinggir pantai lantaran nelayan cuti melaut akibat cuaca buruk.

BALI TRIBUNE - Gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda sebagian wilayah perairan Karangasem mulai berdampak pada aktifitas nelayan. Selain hasil tangkapan mereka menurun, memaksakan diri untuk tetap melaut juga akan beresiko bagi keselamatan jiwa nelayan, sehingga sebagian besar nelayan di Karangasem saat ini memilih untuk cuti melaut hingga kondisi cuaca membaik.

Kondisi ini membuat pasokan ikan laut di sejumlah pantai di Karangasem menjadi turun drastis, artinya para pedagang ikan laut di beberapa pasar di Karangasem yang biasa mengambil pasokan ikan langsung dari para nelayan di pesisir pantai banyak yang gigit jari alias pulang dengan tangan hampa, setelah berjam-jam menunggu nelayan turun dari melaut ternyata tidak ada hasil tangkapan.

Seperti yang dirasakan oleh sejumlah nelayan dari beberapa kelompok nelayan di sepanjang pesisir Pantai Ujung, Karangasem. Sebagian besar nelayan di pantai ini untuk sementara ini memilih cuti melaut sembari memperbaiki jaring dan peralatan menangkap ikan mereka. Sebab memaksakan diri untuk melaut tanpa hasil tangkapan malah semakin membuat bekal dan modal mereka makin menipis. Kondisi ini juga membuat harga ikan laut melonjak tajam utamanya jenis ikan tongkol yang paling banyak dicari.

“Harga ikannya mahal, Pak! Sekarang lagi paceklik ikan karena cuaca buruk, banyak nelayan yang tidak melaut,” keluh Hatta (21) salah seorang pedagang ikan bakar yang biasa mangkap di dekat Taman Sukasadha Ujung, Rabu (23/8). Diakuinya selain sulit mendapatkan ikan, para pedagang sepertinya dan pengepul harus beradu cepat mencari nelayan yang baru turun dari melaut agar mendapatkan ikan, kendati juga harus membeli dengan harga yang mahal.

“Susah sekarang mau jualan ikan bakar! Saya biasanya jual Rp 7000 perekor ikan tongkol yang sudah matang, sekarang terpaksa dinaikan menjadi Rp 10.000. Makanya pembelinya agak sepian sedikit,” ujar pedagang asal Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Karangasem ini, sembari menyebutkan saat musim ikan, dia bisa menjual 40 ekor ikan bakar perhari, namun saat sepi tangkapan dan ikan mahal seperti sekarang ini, paling banyak dia hanya bisa menjual 15 ekor ikan bakar perhari dengan keuntungan Rp 3000 perekornya.

Ketua Kelompok Nelayan Inti Samudra, Pantai Ujung, Sahabudin, kepada wartawan juga tidak membantah soal minimnya hasil tangkapan ikan nelayan akibat kondisi cuaca ditengah perairan yang kurang bersahabat. Saat ini dari 150 nelayan yang tergabung dalam beberapa kelompok, sebagian besar memilih untuk tidak melaut. 

Menurutnya kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir, dan untuk mendapatkan ikan tongkol yang menjadi buruan utama para nelayan, mereka harus melaut hingga keperairan Lombok. “Hasilnya tidak menentu, kadang dapat, kadang juga ada yang pulang tanpa tangkapan,” ungkapnya. Hal serupa kata dia juga dirasakan oleh nelayan di daerah lain di Karangasem.