Dampak Erosi Makin Parah, Permukiman Penduduk Sekitar Sungai Terancam | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 4 January 2018 18:34
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
senderan
AMBLAS - Senderan pengaman disepanjang aliran sungai Dangintukadaya Jembrana amblas tergerus arus deras air.

BALI TRIBUNE - Tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Jembrana sejak beberapa pekan belakangan menyebabkan meningkatnya debid air hampir di seluruh daerah aliran sungai (DAS) yang mengaliri kabupaten di ujung barat pulau Bali ini.

Kondisi permukaan aliran air yang meningkat pada sungai yang berbatu menyebabkan sejumlah daerah lereng alur sungai terdampak erosi.

Bahkan derasnya aliran sungai menyebabkan tanggul pengaman di pinggir sungai menjadi amblas. Seperti terjadi pada senderan pengaman sungai Tukadaya di Desa Batuagung, Jembrana yang ambrol akibat tergerus banjir. Pantauan di lokasi, Rabu (3/1), tampak senderan batu beton yang berada di selatan jembatan penghubung antara Desa Batuagung dan Kelurahan Dauhwaru amblas ke dasar sungai. Selain merusak senderan penahan sungai, derasnya aliran air juga menyebabkan senderan permukiman warga yang berada di atasnya juga ikut tergerus.

Salah seorang warga Batuagung, Ida Bagus  Arnawa mengaku senderan setinggi lima meter itu ambruk tepat sebelum pergantian tahun, Minggu (31/12)  malam. “Sebelum amblas, waktu itu hujan deras turun di hulu membuat sungai banjir, karena debit air sungai cukup tinggi hingga mengerus senderan yang sudah  berdiri beberapa tahun,” ungkapnya.

Menurut Kelihan Banjar Taman, Desa Batuagung ini usia senderan pengaman di dinding sungai tersebut memang sudah cukup lawas dan telah sempat dilakukan pemeliharaan (servis) beberapa kali. Namun karena derasnya arus aliran air sungai dan lantaran senderan tersebut tidak kuat menahan gerusan di dasar sungai sehingga sepanjang lebih dari 30 meter senderan itu amblas ke dasar sungai. Bahkan kondisi tersebut diperparah dengan jebolnya senderan beton yang dibangun oleh warga yang dibangun diatasnya disaat yang hamper bersamaan. “Saat jebolnya senderan dipinggir sungai, diikuti jebolnya senderan  milik warga  yang berada diatasnya ada sepanjang sekitar 25 meter,” jelasnya.

Selain di selatan Jembatan, kerusakan juga tampak di beberapa titik senderan yang terbuat dari  beton dan batu bronjong di sepanjang sungai yang membelah desa Batuagung dan Dangintukadaya itu. Sejumlah titik tampak juga ambruk. Seperti pada senderan  batu bronjong, di wilayah  Banjar  Taman, sepanjang   50 meter senderan disisi timur wilayah pemukiman ini  ambruk ketengah  sungai.  Demikian pula di sebelah barat merajan dadia Warga Petiga, Desa Dangintukadaya, senderan pengaman sungai juga amblas sepanjang sekitar 20 meter. Tampak senderan yang terbuat dari beton itu amblas ke dasar sungai.

Salah seorang warga sekitar sungai, Dewa Kade Ama, mengatakan hampir sepanjang alur sungai di Dangintukadaya telah dipasangi tanggul pengaman yang dibuat dari beton maupun bronjong. Namun karena faktor usia, kontruksinya sudah semakin rapuh dan tidak kuat menahan kerasnya arus aliran air sungai. Ia berharap kerusakan tersebut bias segera ditanggulangi dan tanggul yang jebol itu bisa diperbaiki kembali dengan kontruksi yang lebih kuat karena dikanan kiri sungai merupakan kawasan permukiman  pendukuk. “Kalau tidak segera ditangani, bila sungai meluap dikhawatirkan air akan naik ke permukiman,” tandasnya.