Dampak Hujan Abu, Banyak Warga Sesak Nafas, PMI Bagikan Masker kepada Warga Puragae | Bali Tribune
Diposting : 3 July 2018 23:53
redaksi - Bali Tribune
MASKER
BAGIKAN MASKER - PMI bersama relawan bagikan masker kepada warga di Banjar Puragae, Desa Pempatan, Rendang, Karangasem yang terdampak paparan abu vulkanik.
BALI TRIBUNE - Erupsi efusif dan ekplosive dalam sekala kecil yang terjadi beberapa kali sejak 27 Juni hingga Senin (2/7), telah mengakibatkan sejumlah desa di lingkar barat Gunung Agung terpapar hujan abu yang cukup berat. Salah satunya Desa Pempatan, Kecamtan Rendang, Karangasem. 
 
Di desa dengan lima banjar dinas ini ketebalan abu vulkanik letusan Gunung Agung mencapai 0.5 Centimeter, dimana hampir sebagian besar atap rumah, pura dan pekarangan milik warga setempat tertutup abu vulkanik dengan bulir atau butiran abu bercampur pasir berwarna keabuan.
 
 
 
I Wayan Suantika, salah seorang warga Dusun Puragae, Desa Pempatan, Rendang, kepada koran ini mengatakan, jika Dusun atau Banjar Dinas Puragae paling berat terdampak paparan abu vulkanik yang cukup tebal. Parahnya lagi tiupan angin kencang dan hempasan kendaraan yang melintas  mengakibatkan abu vulkanik tebal yang menutupi sepanjang akses jalan utama yang melintasi desa tersebut beterbangan sehingga membuat warga sekitar mengalami sesak nafas. “Hampir semua banjar di desa kami ini terpapar hujan abu lebat, banyak warga kami utamanya balita dan lansia yang mengalami sesak nafas,” ucapnya. 
 
Abu vulkanik yang beterbangan tertiup angin itu memang cukup mengganggu aktifitas warga sehingga sebagian besar warga utamanya yang memiliki anak-anak atau balita memilih untuk tidak keluar rumah. Untuk mengantisipasi dampak dari paparan abu vulkanik terhadap kesehatan warga, PMI Karangasem bersama sejumlah relawan, Senin kemarin, membagikan masker secara geratis kepada warga di Banjar Puragae dan di Pemuteran, Desa Pempatan, Rendang. 
 
Ada ratusan masker yang dibagikan petugas kepada warga dari rumah kerumah serta membagikannya kepada para pengendara motor utamanya petani pencari rumput yang melintas di jalan. “Tim kita bagi dua, ada yang meluncur ke Pemuteran ada juga yang ke Puragae. Kami fokuskan di dua Banjar ini karena keduanya paling terdampak,” sebut Suantika yang juga menjadi relawan. Pihaknya berharap dengan bantuan masker ini, warga bisa beraktifitas di luar rumah seperti biasa dengan aman.
 
Ni Wayan Sriani salah seorang petani di Banjar Puragae mengaku hampir seluruh lahan dan ladang pertanian warga tertutupi abu vulkanik. Akibatnya dia dan petani lainnya kesulitan mencari rumput untuk pakan ternaknya. “Susah sekarang mencari rumput pak, semua rumput di sini tertutupi abu vulkanik Gunung Agung. Makanya kami harus pergi jauh naik motor untuk mencari rumput ke dekat hutan yang tidak terpapar abu,” ungkapnya.