Dandim: Pertahankan Sawah dan Jaga Kearifan Lokal | Bali Tribune
Diposting : 23 September 2016 11:51
habit - Bali Tribune
TMMD
Danrem Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa dan Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara (kedua dari kanan) ketika mendengar penjelasan dari Dandim Letkol Czi M Leo Pola Ardiansa Saragi, SH., selaku Dansatgas TMMD ke-97 TA 2016, terkait pembuatan jalan usaha tani (JUT) di Subak Kerdung, Pedungan, Densel.

Denpasar, Bali Tribune

Jalan usaha tani (JUT) merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian, dan mengangkut hasil produk pertanian dari lahan menuju tempat penyimpanan, tempat pengelolaan atau pasar.

“Didukung semua instansi terkait, seluruh anggota kelompok tani, dan masyarakat setempat, kami kerahkan sejumlah personel TNI yang terlibat dalam pelaksanaan TMMD ke-97 kali ini untuk melakukan pendampingan kepada para petani, sekaligus berjibaku bersama rakyat sebagai wujud kemanunggalan TNI-rakyat untuk merampungkan pembangunan jalan usaha tani sepanjang 4,3 kilometer dengan lebar 1,5 meter selama sebulan,” ujar Dandim 1611 Badung Letkol Czi M Leo Pola Ardiansa Saragi, SH., selaku Dansatgas TMMD ke-97 TA 2016, di Denpasar, Rabu (21/9).

Ditemui usai melakukan peninjauan di Subak Kerdung, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan (Densel) – yang menjadi lokasi sasaran fisik TMMD – Dandim menuturkan, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-97 TA. 2016 dilaksanakan berdasarkan program terpadu lintas sektoral. Melibatkan semua unsur yang ada di daerah dalam usaha untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, pemerataan, dan akselerasi pembangunan.

Program TMMD ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan hidup masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dengan intensifikasi pertanian, peningkatan kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Penentuan sasaran TMMD diprioritaskan di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, terisolir, perkotaan yang kumuh, dan daerah lain yang terkena dampak bencana alam.

Dengan sistem “bottom up” melalui permohonan yang diajukan oleh masyarakat dalam Musrenbang ditingkat desa dan selanjutnya diajukan secara hirarkis.TMMD dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sesuai Surat Edaran Mendagri RI Nomor 903/556/SJ tertanggal 30 Januari 2015 tentang dukungan dana APBD untuk program TNI Manunggal Membangun Desa.

“Tujuannya untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembangunan, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik serta untuk memantapkan kemanunggalan TNI–rakyat dalam rangka menyiapkan ruang juang, alat juang, dan kondisi juang yang tangguh,” tegas Dandim, didampingi Kasdim 1611/Badung Mayor Czi Dedi Hariyadi dan Pasiter Kapten Inf I Made Mustika, saat di Poskotis TMMD di Banjar Pitik, Pedungan, Densel.

Hal ini juga terkait dengan sistem subak, suatu kearifan lokal masyarakat Bali dalam pengelolaan sumber daya air dan tataguna air untuk pertanian yang telah dikenal di dunia, terancam oleh modernisasi pembangunan sistem irigasi dan pengembangan pariwisata. Adanya percepatan laju pembangunan di segala sektor telah menyebabkan pergeseran paradigma pengelolaan sumber daya air.

Munculnya sikap antroposentrik lebih dominan, diindikasikan oleh fokus pembangunan ke pertumbuhan ekonomi, dan mengabaikan kearifan lokal yang ternyata sangat relevan dengan prinsip-prinsip pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Lembaga di pedesaan yang bertanggung jawab dalam persuasi keunggulan teknologi adalah kelompok tani dan Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A).

Lurah Pedungan AA Gede Oka dan Pekaseh Subak Kerdung I Wayan Tama menyampaikan apresiasinya terhadap program TMMD di wilayah subaknya dan bersyukur serta berterima kasih kepada jajaran TNI yang telah membangun JUT ini, sehingga sangat memudahkan dalam akses transportasi hasil produksi pertanian. Hal ini juga untuk mengantisipasi tingginya alih fungsi lahan di Kota Denpasar yang memerlukan upaya keras dari semua pihak untuk mempertahankan lahan pertanian di perkotaan.

Danrem 163/Wira Satya Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, menambahkan, pelaksanaan TMMD di wilayah Korem 163 Wira Satya di jajaran Kodam IX/Udayana kali ini digelar di dua lokasi, yaitu di Kodim 1611/Badung dan Kodim 1617/Jembrana. TMMD ini adalah kegiatan terpadu dan kegiatan lintas sektoral yang melibatkan TNI, Polri, kementerian, lembaga non kementerian, Pemda, dan semua komponen masyarakat yang kesemuanya terintegrasi untuk akselerasi pembangunan.

“Ini semua merupakan aspirasi dari masyarakat, terutama untuk pembuatan jalan usaha tani dalam menghadapi gempuran pembanguan pariwisata. Sehingga Pemda, khususnya Pemkot Denpasar merancang keberadaan sawah-sawah pertanian di tengah Kota Denpasar, agar jangan sampai hilang,” ujarnya.

Pembanguan JUT memiliki fungsi ganda, selain untuk membantu para petani dalam hal akses transportasi untuk menjual hasil pertanian dan bagi masyarakat, keberadaan JUT ini bisa dimanfaatkan sebagai lokasi jogging track dan olahraga bersama sambil menikmati keindahan sawah di tengah kota. “TNI siap melakukan pendampingan agar para petani tidak sampai mengalami gagal panen. Dan di wilayah ini sebagai percontohan untuk mempertahankan, menyelamatkan, sekaligus melestarikan lahan sawah dari gempuran pembangunan pariwisata di tengah Kota Denpasar,” kata Danrem.

Bahkan Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, menegaskan, pelaksanaan kegiatan ini sebagai gayung sambut program Wali Kota Denpasar tentang Pencanangan Subak Lestari di Tahun 2017, dimana segala permasalahan dari hulu sampai hilir bisa tertangani dengan baik. TMMD katanya, merupakan suatu keterlibatan TNI dalam pembangunan desa yang pada hakekatnya merupakan bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan masyarakat untuk mempercepat pembangunan di desa, sebagimana tertuang dalam butir ke-3 Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran atau dari desa.