DBD Mewabah di Karangasem - Pemkab Belum Anggap Kejadian Luar Biasa | Bali Tribune
Diposting : 16 April 2016 11:14
habit - Bali Tribune
PENUH - Sal di RSUD Karangasem penuh sesak dengan pasien demam berdarah, sehingga terpaksa sebagian ada yang dirawat di lorong-lorong.

Amlapura, Bali Tribune

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Karangasem semakin mengganas, namun hingga saat ini belum ada tindakan kongkret dari Pemprov Bali maupun Pemkab Karangasem mengatasi masalah ini. Padahal, saat ini seluruh Puskesmas di Karangasem maupun RSUD penuh sesak oleh pasien DBD yang membutuhkan penanganan serius.

Bahkan di RSUD Karangasem, dari pantauan koran ini Jumat (15/4), puluhan pasien DBD harus antre mendaftar di UGD. Tidak hanya itu, saking membludaknya jumlah pasien akibat gigitan nyamuk poleng ini, membuat pihak rumah sakit terpaksa meminjam folding bed dari BPBD maupun Dinas Sosial Karangasem dan menggelarnya di sepanjang lantai di ruang UGD untuk merawat pasien yang datang dari berbagai daerah di Karangasem.

“Dalam sehari ada sebanyak 50 pasien DBD yang masuk ke rumah sakit karena hampir seluruh Puskesmas yang ada sudah penuh. Hampir seluruh dokter yang ada kami libatkan, bahkan saya sendiri harus turun tangan menjadi dokter jaga untuk bersama melayani pasien DBD,” ungkap Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, kepada wartawan, kemarin.

 Belasan folding bed atau kasur lipat digelar di ruang UGD untuk memudahkan dokter mengambil tindakan medis, karena ada beberapa pasien DBD datang dengan kondisi yang sudah grade II bahkan III. Usai perawata di ruang UGD, para pasien yang jumlahnya ratusan itu juga harus bersabar dan terpaksa dirawat di lorong rumah sakit karena seluruh ruang perawatan yang ada sudah penuh.

Jika mengacu dari data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Karangasem, dari Januari hingga bulan Maret 2016 ini jumlah pasien DBD mencapai 725 orang, sementara untuk bulan April ini saja jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Karangasem sebanyak 255 orang. Artinya tinggal ditambahkan saja sehingga total kasus DBD di Karangasem hingga saat ini berjumlah 980 orang, dan jumlah itu belum termasuk pasien DBD yang dirawat di seluruh Puskesmas di Karangasem. Sehingga diperkirakan jumlah kasus DBD di Karangasem mencapai seribu lebih.

Lantas terkait adanya sejumlah pasien DBD yang meninggal dunia termasuk seorang bocah berusia 6,5 tahun, Direktur RSUD Karangasem menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan audit investigasi terkait dua pasien yang meninggal itu, untuk pasien DB ibu hamil yang baru melahirkan asal Kecicang Bali, Kecamatan Bebandem, sebelumnya yang besangkutan melahirkan di bidan, namun kondisinya drop kemudian dilarikan ke RSUD Karangasem sebelum akhirnya meninggal dengan dugaan DB.

Sedangkan pasien bernama Ni Komang Dwi Indah bocah 6,5 tahun yang diduga meninggal karena DB asal Desa Bebandem, Dokter Suardana menjelaskan jika bocah malang itu meninggal saat dalam perjalanan menuju UGD RSUD Karangasem. “Pasien itu meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit atau istilahnya death on arrival (DOA) sehingga kami tidak bsa mendiagnosa apa penyebab kematian termasuk penyakit yang dideritanya,” jelas Suardana.

 Namun dari penjelasan kedua orang tua bocah malang itu, sebelumnya bocah itu mengalami demam tinggi dan sempat dua kali kejang-kejang dirumahnya sebelum kemudian dilarikan ke RSUD Karangasem dan meninggal di perjalanan. “Nanti hasil investigasi kami akan laporkan ke Pemprov Bali,” pungkasnya.

Di tengah semakin mengganasnya wabah DBD di Karangasem, sampai saat ini belum ada tindakan kongkret dari pemerintah baik pemprov maupun kabupaten, bahkan hingga sekarang kasus ini belum ditetapkan statusnya menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).