Delegasi 31 Negara Kagumi Konservasi Berkearifan Lokal | Bali Tribune
Diposting : 14 September 2017 20:27
Redaksi - Bali Tribune
ICNT
KELILING - Delegasi ICNT berkeliling jelajahi satwa di Taman Safari dan Marine Park untuk melihat lebih dekat kekayaan alam.

BALI TRIBUNE - Memasuki hari ke tiga gelaran International Conference of National Trusts (ICNT) ke-17 di Kabupaten Gianyar, para delegasi dari 31 negara melaksanakan Loka Karya di Taman Safari dan Marine Park, Rabu, (13/9). Sebelum pelaksanaan Lokakarya, para delegasi juga menyempati berkeliling menjelajahi satwa liar koleksi Taman Safari dan Marine Park untuk melihat lebih dekat kekayaan alam yang ada di Indonesia.

Salah satu delegasi asal Australia, Justice Simon Molewort, mengatakan pelaksanaan ICNT di Bali, khususnya Kabupaten Gianyar sangat menyenangkan.
Selain memiliki adat tradisi yang unik, Gianyar memiliki alam lingkungan yang hijau serta koleksi binatang yang beranekaragam dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menunjukkan, selain unggul dalam seni dan budaya Gianyar juga memiliki keunggulan alam yang patut dilestarikan. “Sangat menyenangkan. Lingkungannya hijau dan koleksi binatang juga banyak. Ini patut dilestarikan,” kata Justice Simon Molewort.

Sementara salah satu narasumber Lokakarya, Dr. Drs. I Made Geriya, M.Si. merasa bangga karena ICNT dilaksanakan di Gianyar. Bali yang terkenal dengan kearifan lokalnya. Tetapi keunggulan ini tidak berdiri sendiri, tetap dalam sinergi dengan kearifan nasional dalam kerangka Pancasila serta kearifan global/universal. Untuk itu, bagaimana Bali umumnya dan Gianyar khususnya melihat kesempatan ini, untuk menawarkan kearifan lokal mana yang pantas dikedepankan sebagai momentum menjawab konservasi berkelas dunia. Dikatakan Geriya, Bali dalam hal konservasi sudah memiliki basis dasar yang kokoh dan mentradisi di masyarakat, yakni Tumpek Landep (benda pusaka),Tumpek Uduh (tanaman), Tumpek Uye/Kandang (binatang), Tumpek Kuningan (kemenangan), Tumpek Krulut/Lulut (suara – suara suci/tabuh), serta Tumpek Wayang.  “Sekarang bagaimana manusianya menghadapi tantangan global, yang sebenarnya banyak sekali konflik bahkan paradok dengan cita-cita dasar konservasi. Dan bagaimana sekarang partisipasi yang tua, dewasa serta anak muda,” terang Made Griya.

Untuk anak muda, dikatakan Griya mempunyai tiga jalur partisipasi yakni jalur tradisi seperti sekaa teruna yang sudah mengakar di banjar, pendidikan formal serta komunitas. Menurut Geriya, di jalur komunitas inilah anak muda mempu melahirkan berbagai inovasi dan kreatifitas. Selesai pelaksanaan Lokakarya, para delegasi dihibur dengan pertunjukkan opera tradisional Bali.