Demam Piala Dunia Hiasi Tradisi Ngerebeg | Bali Tribune
Diposting : 5 July 2018 14:32
Redaksi - Bali Tribune
NGEREBEK - Hiasan Piala Dunia jadi favorit peserta tradisi Ngerebeg menjelang piodalan di Pura Duur Bingin Tegallalang, Rabu (4/7).
BALI TRIBUNE - Hiasan peserta Tradisi ‘Ngerebeg’ yang dilaksanakan saat menjelang piodalan di Pura Duur Bingin Tegallalang selalu mengikuti trend. Seperti hal, prosesi yang digelar Rabu (4/7), sejumlah peserta menghiasi tubuh dan wajahnya dengan warna Bendera Negara peserta Piala Dunia 2018.  
 
Sejak pukul  10.30 suasana di Pura Duur Bingin sudah ramai ratusan anak-anak berkostum menyeramkan  dengan wajah corat coret dan dicat warna warni. Tampak sejumlah anak enhgecat tubuhnya dengan warna bendera Negara  peserta Piala Dunia 2018. Mulai dari Brasil dan Inggris.  
 
Hingga pukul pukul 12.00  sesaat setelah anak-anak tersebut berkumpul di Utamaning Mandala Pura, rangkaian upacara persiapan Ngerebeg pun dilakukan. Seperti persembahyangan, hingga nunas pica (nasi dan lawar) yang dilakukan dengan cara megibung. Anak-anak dengan beragam hiasan itu lantas membawa berbagai hiasan dari pelepah busung (janur) dan pelepah daun jaka (aren), juga lelontek, kober (bendera suci), dan penjor. Bahkan, ada pula penjor yang terbuat dari batang pohon salak ikut diarak. Selanjutnya berjalan kaki sejauh 10 km dengan mengelilingi Desa Tegallalang. “ Kegiatan ini untuk menetralisir segala pengaruh negatif yang ada di lingkungan  Desa Pakraman Tegallalang. Wujud ritual ini, para pengayah mulai dari anak-anak hingga dewasa, dihias seluruh tubuhnya agar terlihat seram,” jelas Jero Mangku Pura Duur Bingin Tegallalang.
 
Dijelaskan, ritual ini dilaksanakan sehari menjelang Karya Piodalan di Pura Duur Bingin setiap 210 hari sekali. Ritual ini juga selalu dilaksanakan pas saat rahina Pegat Uwakan pada Buda Kliwon Pahang. Saat digelarnya prosesi ritual Ngerebeg, seluruh krama dari 7 banjar adat di Desa Pakraman Tegallalang, ikut terlibat.
Diterangkan Ritual Ngerebeg didahului dengan Pacaruan di Pura Duur Bingin.Setelah pacaruan, dilanjutkan menghaturkan paica alit, yakni krama nunas ajengan (mohon makanan) berupa nasi berisi lawar yang langsung dinikmati bersama di halaman Pura Duur Bingin. Selanjutnya  dilaksanakan ritual Ngamedalang Ida Sasuhunan Pura Duur Bingin. Barulah kemudian peserta Ngerebeg yang didominasi anak-anak dan remaja putra ini melakukan ritual jalan kaki keliling desa dengan hiasan menyeramkan.
 
Di tengah jalannya prosesi itu. Kalangan karma dewasa  menghaturkan sesaji di setiap pura danb kubauran (setra) yang dilintasi. Usai keliling desa, perjalanan peserta ngerebeg ini  kembali mke areal Pura Duur Bingin.