Di Hadapan Sejumlah Konjen, Gubernur: Bali Tidak Status Awas | Bali Tribune
Diposting : 16 December 2017 10:16
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
abu
KUNJUNGAN - Pertemuan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan sejumlah Konjen negara sahabat di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Renon Denpasar, Jumat (15/12).

BALI TRIBUNE - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika bertemu dengan perwakilan negara asing/konsulat jenderal (konjen) negara sahabat untuk memberikan informasi terkait kondisi terkini aktivitas Gunung Agung, di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Renon Denpasar, Jumat (15/12).

Gubernur Pastika mengungkapkan pertemuan itu untuk menjelaskan bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Sedangkan kawasan yang tidak boleh dikunjungi untuk melakukan aktivitas wisata hanya radius 8 kilometer dari puncak Gunung Agung.

"Status awas itu hanya 8 kilometer dari puncak Gunung Agung. Yang status awas itu hanya segitu. Sekali lagi harus kita ingatkan bukan seluruh Bali statusnya awas," tegas Pastika.

Selama ini anggapan masyarakat luas dari berbagai negara, status awas itu berlaku untuk seluruh Bali. Bahkan di Kabupaten Karangasem dikatakannya ada 56 desa yang aman dari 78 desa. "Jadi berita-berita ini (bahwa Bali tidak status awas) harus disebarkan ke seluruh dunia supaya orang tidak ragu-ragu ke Bali," katanya.

Diungkapkan Pastika, berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, angin akan bertiup ke arah barat dan utara hingga Juni 2018 mendatang. "Jadi enggak ke selatan dan itupun tidak mengganggu penerbangan di daerah lain karena tidak cukup arahnya kalau ke airport," ungkapnya.

Sementara itu Konsul Kehormatan Swedia di Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya dalam kesempatan itu mengatakan penjelasan Gubernur Bali terkait kondisi Pulau Bali saat ini akan disampaikan kepada Kedutaan Swedia untuk disebarkan ke negaranya.

"Gubernur sudah menjelaskan bahwa letusan Gunung Agung tidak besar, kekuatan letusannya tidak begitu berat, itu harus disampaikan terus oleh Pak gubernur. Kita harus percaya Pak gubernur," katanya.

Diakui Ngurah Wijaya, hingga saat ini warga Swedia beranggapan bahwa status awas tersebut berlaku untuk seluruh Pulau Bali. "Dulu berita viralnya begitu, Bali itu dalam keadaan awas level IV. Tapi kenyataannya bukan seluruh Bali. Pak gubernur sudah berkali-kali bilang bahwa Bali aman," cetus mantan Ketua GIPI Bali ini.

Menurut Ngurah Wijaya, semua negara harus mendengarkan apa yang disampaikan oleh Gubernur Bali bahwa wisatawan aman melakukan kegiatan wisata di Bali. "Karena gubernur yang lebih tahu keadaan Bali. Kalau ada yang berasumsi akan terjadi ledakan besar dan sebagainya itu dari mana didapat informasi itu," imbuhnya.

Pasca-Gunung Agung erupsi beberapa waktu lalu, dikatakannya ada penurunan kedatangan wisatawan Swedia ke Bali hingga 70 persen. Pasalnya, turis Swedia berkunjung ke Bali rata-rata per tahun mencapai 30 ribu-40 ribu orang. Penurunan itu merupakan dampak dari penutupan operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai selama 2,5 hari beberapa waktu lalu karena abu vulkanik Gunung Agung. Disamping itu dikarenakan buruknya informasi yang beredar di masyarakat luas terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung.