Dialog Imajiner dengan Jokowi | Bali Tribune
Diposting : 18 July 2018 08:18
Mohammad S. Gawi - Bali Tribune
Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Menjelang pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) tanggal 4 - 10 Agustus 2018 mendatang, Presiden Jokowi yang dipastikan maju sebagai Capres Petahana, amat sibuk melayani komunikasi dengan parpol pendukung, menerima masukan dari tokoh masyarakat, keluarga dan teman serta membutuhkan waktu cukup untuk berpikir tentang Cawapres pendamping, selain tentu saja menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
 
Agar tidak mengganggu, dengan berbekal referensi media dan data intelijen yang cukup, Penulis berdialog secara Imajiner dengan beliau. Berikut petikannya:
 
Saya (MSG): Assalamu’alaikum, selamat malam Tuang Presiden
 
Presiden Jokowi (PJ) : Wa'alaikumsalam. Ayo! Mau nanya apa? Pasti Cawapres pendamping Saya kan?
 
MSG: Iiiya Pak, koq tahu?
 
PJ: Ya, tahu lah. Teman-teman anda tiap hari nanya itu melulu. Kan saya sudah katakan kantong saya hanya satu. Moso segitu banyak nama yang Anda sodorkan
 
MSG: Maaf, saya belum nanya apa-apa Pak, apalagi nyodorkan nama.
 
PJ: Terus apa maksud Anda menemui saya? 
 
MSG: Begini Pak, yang mau saya tanyakan, siapa saja tokoh yang dahulunya netral atau diberitakan bakal menjadi rival Bapak, sekarang sudah sangat dekat? 
 
PJ: Nah, gitu dong. Pertanyaan Anda lebih mudah dijawab dibanding rekan-rekan Anda. Begini, saya tidak pernah merasa memusuhi siapa-siapa, bahkan Pak Prabowo yang sudah ancang-ancang jadi rival saya pun, saya tak pernah kurang hati. Karena itu, di saat saya sedang dalam kesulitan memutuskan siapa Cawapres pendamping saya, banyak yang datang ke saya.
 
MSG: Siapa saja yang datang (mendekat) Pak saat-saat seperti ini?
 
PJ: Ya, lebih dari sepuluh orang
 
MSG: O ya? Siapa-siapa mereka?
 
PJ: Nah, akhirnya kamu ikut-ikutan bikin susah saya. Masa saya harus hitung nama puluhan tokoh itu? Bikin capek saya. Masih banyak masalah rakyat yang saya urus. Sudah ya, gitu saja (trik memotong wawancara).
 
MSG: Sabar Pak, kalau begitu cukup tiga nama saja! 
 
PJ: Nah, gitu dong. Jadi tokoh bangsa yang belakangan dekat secara pribadi dengan saya adalah... 
 
MSG: Siapa pak, tolong (tergesa2 khawatir Presiden berhenti di situ) 
 
PJ: Ya, tiga orang itu: Pak Mahfud MD, Tuan Guru Bajang dan Muhaimin Iskandar. 
 
MSG: Terima kasih pak, itu yang saya cari. Tiga tokoh itu kan sudah ada di kantong Pak Presiden jadi nominasi Cawapres kan? 
 
PJ: Dasar wartawan, sudah kau simpulkan sendiri (kata Presiden langsung meninggalkan saya) 
 
MSG: Terimakasih
 
Begitu sadar dari lamunan, di ruang publik sudah beredar tiga nama itu menjadi kandidat kuat. Mahfud MD adalah yang paling kuat karena didukung NasDem dan PDIP. Prof hukum tata negara ini juga dahulunya mengambil posisi netral, bahkan sering mengeritik  pemerintah sebagai tidak adil dalam menerapkan hukum, sekarang sudah menjadi teman dan tak ada lagi kritik-kritik tajam  yang didengar publik. 
 
Nama lainnya adalah Tuan Guru Bajang, yang dahulu diandalkan jadi rival terkuat Jokowi, kini secara mendadak menjadi pendukung setia. Pak kiyak bahkan siap menentang siapa saja dan siap mengambil resiko apapun atas keputusannya mendukung Jokowi. 
 
Sedangkan yang satu lagi adalah Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang dahulu menunjukkan bargining PKB selaku partai papan tengah yang memenangkan Jokowi, kini mulai merapat, bahkan sudah mendeklarasikan PKB sebagai pendukung Jokowi untuk periode kedua. Bahkan, nama Muhaimin justru kian kuat sebagai Cawapres pendamping Jokowi setelah melihat elemen kiai-pesantren, golongan Islam moderat dan lapisan pemilih muda, menyatakan dukungan kepada Cak Imin. 
 
Menurut Penulis, sosok pendamping Jokowi nanti, tak bakal jauh dari ketiga tokoh ini.