Diasuransikan, Nelayan Gianyar Punya Harapan | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 21 September 2016 11:30
redaksi - Bali Tribune
perahu
PAJANGAN - Dari Asuransi Nelayan, perahu yang belakangan ini dibiarkan jadi ”pajangan” ini, diharapkan kembali melaut

Gianyar, Bali  Tribune

Meski luas dan potensi laut Gianyar berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, namun hasil tangkapan ikan terus menurun. Kondisi ini terjadi lantaran cuaca yang kurang mendukung dan diperparah lagi dengan biaya  serta resiko yang harus dihadapi para nelayan. Syukurnya, program ansuransi nelayan kini mulai memberi harapan baru dan semangat para nelayan bangkit lagi.

Kadek Ana, Ketua Kelompok Nelayan Lebih yang ditemui, Selasa (20/9), menyebutkan bahari  Gianyar sesungguhnya  menjadi wilayah sarang ikan. Karena kondisi geografis dasar lautnya berkarang. Namun, pihaknya selalu dilanda  musim  paceklik ikan lantaran cuaca  ekstrem.  ”Kami bertahan sebagai nelayan, karena tidak hanya sekedar menangkap ikan. Namun ada tanggungjawab secara spiritual yang wajib  kami jalani secara turun  temurun,”  ungkapnya.

Dengan kondisi itu pula, diakuinya banyak warga pesisir yang tidak memiliki ikatan tradisi dan spirit,  enggan menjadi nelayan dan memilih  ke sektor lainnya. Akibatnya, perahu-perahu  di pesisir pantai tampak seperti barang pajangan, jarang turun ke laut.  “Karena dengan cuaca belakangan ini,  kami  melaut dengan mengandalkan keberuntungan. Syukurnya, harga ikan tetap menggiurkan,” tambahnya.

Kini semangat baru, diakui  muncul lagi menyusul pemerintah  menurunkan program asuransi nelayan. Namun kepesertaan ansuransi  ini diharapkan tidak menimbulkan konflik internal. Maksudnya, dalam proses prioritasiasi kepesertaan, Pemkab Gianyar diharapkan benar-benar transparan. ”Menghindari kecemburuan antara nelayan,  kami harapkan pemerintah tidak  tebang pilih, ” harapnya.

Secara terpisah, Kadis Peternakan Perikan dan Keluatan Gianyar IB Sudewa menegaskan  bahwa proses validasi  calon kepersertaan  ansuransi  nelayan dipastikan  sesuai dengan petenjuk teknis yang ada.  Dan dari pendataan, pihaknya mencatat ada  739 nelayan  di Gianyar yang terbagi dalam 25 kelompok.  Dari jumlah itu  baru 602 orang yang mengantongi Kartu Nelayan. “ Untuk tahap pertama, kami sudah mengajukan 153 nelayan  dan kini yang sedang dalam proses di verifikasi dan validasi di pusat, “ terangnya.

Lanjutnya, target  kepesertaan ansuransi Nelayan di Gianyar adalah 500 peserta dari keseluruhan nelayan. Pihaknya getol memperjungkan nelayan agar masuk sebagai peserta, karena nilai manfaat yang didapatkan dari premi asuransi tersebut cukup besar, dimana untuk kematian mendapatkan Rp 200 juta, cacat tetap Rp 100 juta dan ditanggung biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta.  “ Bahkan  nelayan yang meninggal dunia di luar aktivitas penangkapan ikan, juga mendapatkan  biaya santunannya Rp 160 juta, cacat tetap Rp 100 juta, dan biaya pengobatan Rp 20 juta, “ terangnya.

Namun, Sudewa  mengaku belum bisa menjawab  harapan para nelayan agar program itu terus berlanjut dengan pembiayaan dari pemerintah. Karena dari  informasi yang diterima,  untuk tahun kedua, nelayan mesti membayar secara mandiri. “ Kami belum bisa menjelaskan, karena dari pemerintah pusat sendiri, belum  dijelaskan, nilai yang harus dibayarkan di tahun kedua,” pungkasnya.