Dibangun Serampangan = Bangunan Bedah Rumah di Jembrana Dikeluhkan | Bali Tribune
Diposting : 31 July 2017 21:35
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
bedah rumah
DIKELUHKAN - Kualitas bangunan bedah rumah bantuan Pemkab Jembrana dikeluhkan penerima.

BALI TRIBUNE - Program bantuan bedah rumah bagi keluarga kurang mampu kembali dikeluhkan. Karena pengerjaannya dinilai asal-asalan dan serampangan, kali ini kualitas bangunan bedah rumah bantuan dari Pemkab Jembrana dipertanyakan.

Seperti bantuan bedah rumah yang telah diterima Ni Wayan Suedi (58), keluarga miskin asal Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana. Pantauan di lokasi bedah rumah istri dari Alm. Ketut Tika yang telah meninggal sebulan yang lalu, itu tampak sebagian besar bangunan tersebut tidak maksimal dengan hsil pengerjaannya yang tidak rapi.

Dadong Wayan Suedi didampingi anaknya, Sukadana ditemui, Minggu (30/7), mengatakan sebagai warga penerima bantuan keluarganya hanya bisa menerimanya saja kondisi tersebut. Menurutnya, apabila dilihat kontruksi bangunannya diakuinya rumah sangat sederhana (RSS) yang diterimanya itu tidak maksimal. “Masih ada lubang-lubang pada tembok, didingnya sudah mulai rontok padahal baru seminggu kelar, kok tidak rapi ya?” ungkap warga yang masuk dalam buku merah itu. 

Ia khawatir rumah yang dihuninya itu tidak akan bertahan lama karena menurutnya tiang-tiang pilar bangunan tidak semuanya dicor bahkan besinya tampak hanya disangkutkan sehingga bagian atapnya suwaktu-waktu saat bisa saja roboh. Selain kontruksi bangunan yang terkesan asal-asalan, jendela dan pintu rumah dua kamar itu tampak hanya ditaruh begitu saja dan tidak dipasang sebagaiman mestinya. “Sempat ada yang datang dari kelurahan koplin masalah pintu dan jendela itui dan diminta diganti, tapi ya memang begitu kondisinya,” tuturnya.

Kondisi bantuan bedah rumah yang asal-asalan ini pun menjadi sorotan sejumlah pihak, salah satunya pemerhati masalah sosial di Jembrana, Ngurah Karyadi. Aktifis asal Desa Pohsanten, Mendoyo ini mengatakan walaupun bantuan tersebut diberikan kepada keluarga kurang mampu tetapi seharusnya diberikan secara maksimal serta tidak asal-asalan seperti itu. “Ke depan ini perlu dibenahi dan yang dibangun adalah rumah sehat bagi keluarga miskin, setidaknya rumah layak huni dan bisa bertahan lama sehingga dimanfaatkan secara maksimal,” papar penggiat LBH Bali ini.

Pihaknya berharap ke depan Pemkab Jembrana sebagai pemberi bantuan dalam pembangunannya juga agar melibatkan pihak keluarga atau penerima manfaat serta warga dan kepala lingkungan setempat. “Jangan hanya diserahkan ke pihak rekanan begitu saja, kalau bisa pekerjakan warga yang ada dilingkungan sekitar jadi penerima tidak hanya asal terima saja tapi semua saling mengawasi,” tutrnya. Ia menganggap wajar adanya protes dan ketidakpuasan dari warga.

Lurah Sangkaragung, Nyoman Gede Suardana yang dikonfirmasi dikonfrimasi, Minggu kemarin, mengaku pihaknya sudah turun bersama Kadis PUserta panitia bedah rumah dan akan diperbaiki. “Sekarang itu belum penyerahan dan tinggal dupolse-poles lagi dan segera dibenahi, nanti baru akan diserahkan kepada penerima” pungkasnya.

Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengatakan  setelah pihaknya memperoleh informasi tersebut telah memerintahkan Kadis PU untuk turun langsung melakukan pengecekan terhadap kondisi bangunan bedah rumah itu.