Diduga ada Kuman dalam Nasi Bungkus, Korban Keracunan Diare dan Pusing Berhari-hari | Bali Tribune
Diposting : 20 March 2018 14:13
Redaksi - Bali Tribune
keracunan
JENGUK - PJ Bupati I Ketut Rochineng dan jajaran DPRD Gianyar, Senin (19/3), memantau kondisi korban keracunan massal.

BALI TRIBUNE - Kuman dalam nasi bungkus diduga menjadi penyebab  korban keracunan massal di Sukawati  menderita diare dan pusing hingga tiga hari lebih.  Tim dokter RSU Sanjiwani menduga, ada kuman  dalam nasi bungkus yang dikonsumsi saat pengarakan ogoh-ogoh. Pemkab Gianyar meminta warga agar tidak mengkaitkan ke hal-hal aneh  terhadap kejadian luar biasa ini.

Memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan terbaik,  Pj Bupati Gianyar I Ketut Rochineng  dan Jajaran DPRD Gianyar, Senin (19/3), memantau kondisi korban keracunan massal.  Pada kesempatan ini,  pihak rumah sakit Sanjiwani Gianyar  diminta untuk   melakukan penangan serius terhadap para korban. Terlebih ada beberapa korban yang sudah dipulangkan, kembali masuk UGD karena masih menderita diare dan pusing-pusing.

Rochineng juga meminta warga  korban keracunan massal ini  tidak panik dan menjalani perawatan hingga kondisinya pulih.  Ditegaskan jika kejadian ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal aneh yang bepotensi memperkeruh suasana. “Jika isu-isu tidak logis didengar  apalagi dipercaya, kan bisa tambah runyam.  Biarkantim dokter menangani dan kita tunggu hasil pemeriksan  Badan POM,” pintanya.    

Sementara itu, Dirut RSU Sanjiwani Gianyar Ida Komang Upeksa menyebutkan, keracunan akibat makanan dampaknya akan terasa  enam jam kemudian.  Namun berbeda dengan dampak yang dirasakan oleh  104 korban keracunan massal di Banjar Mudita, Sukawati  yang  sudah mencapai tiga hari lebih.

Dari analisis tim dokter RSU Sanjiwani Gianyar, diduga kuat nasi bungkus yang dikonsumsi korban, mengandunag kuman.  Kuman ini kemudian berkembang biak di dalam tubuh korban  sehingga dampaknnya hilang berhari-hari. ”Kami sudah memiloki protap penangan pasien keracunan. Namun ada beberapa warga yang awalnya enggan di rawat inap, akhirnya kembali lagi karena masih mengeluhkan pusing-pusing,” terangnya.

Samentara itu, akibat keracunan massal ini, belasan korban anak-anak yang masuk duduk di bangku SD,  tidak bisa ikut ujian tengah semester, pada hari senin kemarin. Berharap daopat mengikuti ujian di hari kedua, pihak rumah sakit belum mengijinkan pulang, karena kondisinya belum stabil.