Diduga Hasil Kejahatan, Kapal Mewah Equanimity Diamankan | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 1 March 2018 07:36
Redaksi - Bali Tribune
Teluk Benoa
DIDUGA HASIL KEJAHATAN - Equanimity yang diamankan Mabes Polri bersama FBI di perairan Teluk Benoa, Bali karena diduga dibeli dari uang hasil kejahatan.

BALI TRIBUNE - Kapal pesiar mewah Equanimity, yang diduga dibeli dari hasil tindak pidana pencucian uang, Rabu (28/2) diamankan oleh Bareskrim Mabes Polri bersama Biro Investigasi Federal (FBI) dan Pol Air Polda Bali di perairan laut Teluk Benoa, Nusa Dua, Badung.

Berdasarkan informasikapal dengan panjang 100 meter ini, diduga dibeli dari uang hasil korupsi. Dari info didapat bahwa kapal ini menuju Benoa, Denpasar, setelah berlayar dari Thailand.

Kapal dengan berbagai fasilitas mewah ini sejatinya telah dibeli seorang warga Malaysia, Jho Low yang diduga menggunakan uang hasil korupsi, sebagaimana telah diputuskan pengadilan Amerika Serikat bahwa pelaku dikenakan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Wakil Direktur Tipideksus Bareskrim Polri, Kombes Pol Daniel Tahimonang Silitonga didampungi Kasubdit TPPU, Kombes Pol Jamaludin menjelaskan, penyegelan ini dilakukan berdasarkan koordinasi pemerintahan Amerika Serikat dengan Mabes Polri.
Dari hasil koordinasi diketahui bahwa putusan di Amerika diketahui bahwa Jho Low, satu dari sejumlah kapal pesiar miliknya berada di Indonesia dan Bali.

Kapal Equanimity super yacht mewah dengan panjang 91 meter berkapasitas 28 penumpang dan 33 kru. "Kapal ini diproduksi oleh Oceanco asal Belanda dan dikirim kepada pemesannya pada tahun 2014 lalu," ungkapnya.

Sehingga FBI bersama Mabes Polri langsung datang ke Bali kemarin pagi dan berkoornasi dengan Pol Air Polda Bali dan Syahbandar untuk melakukan penyegelan. "Kami berkoordinasi dengan Syahbandar dan Pol Air Polda Bali untuk mengetahui keberadaan kapal yang memiliki fasilitas spa, salon kecantikan, gym, sauna, kolam renang dan kamar mandi bergaya mediteranian. Ternyata benar ada di Bali," terangnya.

Dengan difasilitasi 1 kapal Syahbandar dan 3 unit kapal milik Pol Air, Tim dari Mabes Polri dan FBI berjumlah 7 orang, didampingi anggota Pol Air berjumlah 14 orang dan Syahbandar 8 orang, langsung berangkat ke tengah laut (TKP) sekitar pukul 13.30 Wita. Saat tiba, tim FBI dan Mabes langsung dipindahkan ke kapal dengan bendera negara pesemakmuran Inggris itu menggunakan kapal kecil milik Pol Air Polda Bali. Kapal tersebut tampak ada beberapa penumpang dan ada sejumlah ABK. Di sana, tim sempat melakukan mediasi lalu masuk ke kapal mewah tersebut.

Berjam-jam tim melakukan penyelidikan, lantaran waktu sudah larut malam, akhirnya penyelidikan dihentikan sementara pada pukul 20.00 Wita. "Ya, kami akan lanjutkan besok lagi. Kapal nantinya akan dibawa ke pelabuhan Pol Air," tuturnya.

Equanimity disebut-sebut sebagai yacht terbesar ke-54 di dunia. Arti kata Equanimity sendiri adalah ketenangan jiwa, meskipun dalam situasi sulit. Equanimity, berdasarkan Pengadilan AS, dimiliki oleh seorang miliuner asal Malaysia Jho Low. Low terjerat kasus korupsi transfer dana 1 miliar dolar AS dari pihak berwenang Malaysia ke rekening pribadi.

Perusahaan investasi milik pemerintah Malaysia membentuk usaha patungan dengan perusahaan migas asal Arab Saudi. Dua perusahaan ini lalu melakukan banyak transfer dana ke perusahaan patungan itu dalam investasi energi di Turkmenistan dan Argentina. Dana tersebut lalu dialihkan dengan cara tidak benar ke rekening bank di Swiss yang diselenggarakan oleh Good Star Limited.

"Akibatnya, dana itu dan keuntungan investasinya tidak dimiliki oleh perusahaan migas asal Arab Saudi atau perusahaan patungan, namun oleh Jho Low," terangnya.

Pengadilan AS juga membeberkan pencucian uang dari kasus ini tak hanya Equanimity tapi juga pesawat jet pribadi Bombardier Global 5000 senilai 35 juta dolar AS, 5 lukisan dengan nilai total 141 juta dolar AS. Salah satu lukisan tersebut diberikan kepada aktor Leonardo Di Caprio sebagai hadiah ulang tahun.