Diguyur Hujan Deras Beberapa Jam, Satu Banjar Terisolir Tanah Longsor | Bali Tribune
Diposting : 17 January 2018 23:23
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
longsor
LONGSOR - Warga yang melintas jalan di Desa Yehembang Kauh, Mendoyo harus berhati-hati lantaran kondisi jalan berlumpur dan licin akibat longsor.

BALI TRIBUNE - Selain banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Jembrana hingga mengakibatkan terganggunya arus lalulintas Jawa-Bali di ruas jalan Nasional.

Seperti yang terjadi di Desa Yehembang Kauh, Mendoyo. Intensitas hujan yang tinggi dan terjadi dalam waktu beberapa jam hingga Selasa (16/1) pagi menyebabkan tebing di sisi jalan menuju Banjar Munduk Anggrek Kaja amblas. Meterial longsoran sempat menutup badan jalan kabupaten tersebut hingga akses jalan menjadi terputus. Perangkat desa dan warga setempat berharap adanya bantuan alat berat untuk membersihkan material longsoran yang menimbun badan jalan.

Agar bisa kembali dilalui oleh warga yang melintas, material longsoran berupa tanah yang menutup jalan poros di desa ini, warga setempat berusaha membersihkan secara manual dengan alat seadanya. Akibat banyaknya material longsoran yang tertimbun, kendati telah dibersihkan oleh warga, akses jalan keperkampungan ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.

Selain itu akibat tanah longsor yang terjadi sejak Senin (15/1) petang di depan rumah milik salah seorang warga, Ni Ketut Tunas ini, tembok rumahnya ikut tergerus sepanjang lebih dari 15 meter. Kini bangunan merajan (tempat suci) milik keluarga serta bangunan rumah milik warga ini terancam ambrol apabila tanah setinggi lebih dari dua meter itu kembali amblas karena guyuran hujan deras.

Pemilik rumah, Ni Ketut Tunas dikonfirmasi Selasa kemarin mengaku musibah tanah longsor di sisi depan rumahnya itu terjadi tiba-tiba dan perlahan hingga menggerus bangunan merajan keluarganya dan juga mengancam ruah tempat tinggalnya. “Saya kaget karena awalnya saat hujam deras Selasa petang terdengar suara gemuruh didepan rumah, setelah saya lihat halaman depan rumah saya sudah amblas. Semakin malam semakin parah karena hujannya cukup deras karean air semakin merongrong,” jelasnya.

Selain menutup badan jalan di depan rumahnya itu, material longsoran juga diakuinya menyebabkan senderan dan juga tembok penyengker jebol serta bangunan mrajan dadinya amblas. Ia mengaku khawatir rumah yang dihuninya itu akan ikut jebol apabila hujan terus mengguyur. “Senderan dan temboknya itu sempanjang 15 meteran jebol, saya khawatir rumah saya ikut amblas,” ungkapnya.

Hingga Selasa kemarin masih dilakukan gotong royong oleh warga bersama perangkat desa setempat untuk mebersihkan material longsoran. Banyaknya material longsoran berupa tanah membuat puluhan warga bersama sejumlah perangkat desa setempat mengaku kesulitan membersihkan material longsoran yang menutupi seluruh badan jalan hingga lebih dari satu meter.

Warga berharap adanya bantuan alat berat dari pemerintah daerah untuk bisa membantu warga membersihkan seluruh material longsoran yang menimbun badan jalan sehingga kembali bisa dilalui oleh mobil. Terlebih akses jalan ini menjadi akses satu-satunya yang setiap harinya dilalui oleh warga menuju wilayah Banjar Munduk Anggrek Kaja termasuk juga menjadi akses pengakutan hasil pertanian dan perkebunan milik warga setempat. Earga yang melintas harus sangat berhati-hati lantaran kondisi jalan masih berlumpur dan licin saat dilalui.

Kepala Urusan Kewilayahan Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Ketut Agus Ambara menyatkan setelah adanya tanah longsor yang memutus akses jalan ini, pihaknya telah melakukan kordinasi bersama Perbekel setempat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana untuk penanganan selanjutnya, telebih dengan banyaknya material longsoran yang menimbun badan jalan. “Dari kami juga dengan perbekel sudah koordinasi dengan Pemkab Jembrana melalui BPBD Jembrana untuk tindak lanjut selanjutnya. karena material ini sangat banyak kami perlu alat berat untuk selanjutnya,” jelasnya.

Agar tidak mengganggu arus lalulintas warga yang melalui wilayahnya itu, perangkat desa setempat bersama warga akan tetap melakukan gotong royong hingga material benar-benar bersih dan jalan bisa aman untuk dilalui kembali.