Dilarang Pesta Miras Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh | Bali Tribune
Diposting : 5 March 2020 23:16
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ OGOH-OGOH – Pawai ogoh-ogoh di malam Pengerupukan menjelang Nyepi diharapkan tanpa minuman keras.
Balitribune.co.id | Mangupura - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung mengaku telah berkoordinasi dengan elemen desa adat untuk mengamankan pelaksanaan parade ogoh-ogoh dan catur brata penyepian di wilayah desa masing-masing.
 
Untuk mengantisipasi terjadinya bentrok antar pengarak ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi, pihaknya juga sudah mengimbau Pecalang dan aparat desa ikut mengamankan. Sehingga pelaksanaan parade ogoh-ogoh di Gumi Keris berjalan lancar, aman dan kondusif.
 
“Kami telah berkoordinasi dengan elemen desa adat untuk menjaga kondusifitas wilayahnya saat perayaan pengerupukan dan Nyepi,” ujar Kepala Disbud Badung I Gede Sudarwita, Kamis (5/3/2020).
 
Pihaknya juga sudah mengimbau para bendesa adat agar melarang warganya pesta minum minuman berakohol selama perayaan rangkaian Nyepi tersebut.
 
“Kami sudah imbau bendesa adat (tidak boleh ada minum-minuman berakohol, red). Kalau sampai ditemukan ogoh-ogohnya kami diskualifikasi tidak ikut pawai,” katanya.
 
Mantan Camat Petang ini juga meminta agar bantuan pemerintah sebesar Rp 40 juta per sekaa teruna dimanfaatkan secara baik. Yakni, untuk menunjang kreatifitas sekaa teruna dalam berkesenian.
 
“Dana untuk pembuatan ogoh-ogoh ini kami harapkan tidak dimanfaatkan untuk berfoya-foya, namun dimanfaatkan untuk menudukung kreatifitas,” tegasnya sembari menyebut ada total 563 penerima, terdiri dari 535 ST dan 28 Yowana.
 
Para penerima bantuan ini wajib membuat ogoh-ogoh.  Bila kemudian hari ditemukan tidak membuat ogoh-ogoh, maka dana bantuan tersebut wajib dikembalikan. 
 
“Kalau tidak buat ogoh-ogoh, dana itu wajib dikembalikan,” katanya.
 
Ogoh-ogoh sendiri ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Seperti bentuknya harus bhuta kala, berbahan-bahan alami, tidak bermuatan politik dan mengandung SARA, kemudian menjaga ketertiban lingkungan. Ogoh-ogoh tersebut dinilai. Disbud sendiri telah membentuk tim untuk menilai masing ogoh-ogoh buatan sekaa teruna tersebut. 
 
“Ogoh-ogoh ini juga kami lombakan. Kami sudah membentuk tim untuk melakukan penilaian,” pungkas Sudarwita.