BALI TRIBUNE - Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Denpasar memberikan pelatihan keterampilan dan kerajinan membuat dupa, kepada warga pengungsi di Posko Induk Kompyang Sujana dan Banjar Dualang Peguyangan, Kamis (12/10). Selain membuat dupa, juga diberikan pelatihan membuat kerajinan dari bahan kerang, kerajinan mote dan membuat kerajinan bunga dari bahan bekas daur ulang.
Kepala Dinas (Kadis) Koperasi UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadharma Sena mengatakan, pelatihan ini merupakan sebuah pemberdayaan bagi para warga KRB Gunung Agung yang ada di Denpasar guna mengajak para pengungsi agar tidak terjebak dalam rasa bosan selama di pengungsian. Bersinergi dengan para UKM Kota Denpasar, yang kali ini menggandeng empat UKM kerajinan Denpasar yang bergelut di bidang kerajinan dari bahan kerang, kerajinan mote dan membuat kerajinan bunga dari bahan bekas daur ulang.
“Pelatihan ini bertujuan agar para warga KRB ini memiliki keterampilan dan tidak jenuh karena seharian mereka cuma terdiam di tempat pengungsian tanpa melakukan apa-apa, selain itu nantinya hasil-hasil kerajinan ini bisa dijual kembali oleh UKM dan warga KRB yang di latih ini juga akan mendapatkan ongkos atas tenaga kerja mereka didalam pelatihan membuat kerajinan seperti para pekerja di UKM akan tetapi dengan ongkos yang tidak terlalu banyak”, ungkap Made Rewin.
Ditambahkannya, jika nanti para warga KRB yang serius menekuni keterampilan ini sesuai dengan pelatihan yang didapatkan dan diminati, nantinya para warga ini bisa dipekerjakan langsung di tempat UKM itu langsung selama pengungsian, karena Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar sudah bekerjasama dengan para UKM Denpasar. "Seperti di pabrik pembuatan Dupa Ayurveda, mereka siap menampung para warga KRB di Denpasar untuk bekerja dengan dua system jadwal pagi dan sore, agar para warga KRB ini juga memiliki penghasilan walaupun tidak banyak semasa di pengungsian," ujarnya.
Sementara salah satu pemilik UKM Dupa Ayurveda, I Made Dwija Nurjaya mengatakan, kegiatan pelatihan pembuatan dupa ini hanya untuk mengisi waktu luang para warga KRB di Denpasar serta membuat warga KRB ini untuk produktif dan bisa mendapatkan penghasilan dari keterampilan ini walaupun tidak banyak karena esensinya mengisi waktu luang, sebab industri dupa sekalanya itu harus besar.
“Makanya khusus dalam pengungsian ini kami akan membantu para pengungsi yang memang benar serius di dalam pembuatan dupa untuk ikut bekerja dengan kami di pabrik dengan sistem pagi dan sore karena para pengusnsi ini masih didalam konsdisi kekehawatiran mereka terhadap rumah dan keluarga yang di tinggalkan, maka akan di bagi menjadi dua jadwal pagi dan sore. Kami UMK Dupa Ayurveda akan menerima maksimal 100 orang untuk ikut berkerja di pabrik dupa selama masa pengungsian, agar para pengunsi ini memiliki penghasilan selama pengungsian," ujarnya.
Salah satu pengunsi di Kompyang Sujana asal Desa Bebandem Karangasem, Ni Luh Sikiani mengaku sangat senang bisa mendapatkan pelatihan kerajinan seperti ini yang di adakan oleh Pemkot Denpasar. “Saya sangat senang bisa dapat pelatihan kerajinan seperti ini dimana sebelumnya saya juga dapat pelatihan membuat tas dari bahan plastic kemasan bekas dan saat ini saya dilatih membuat kerajinan dari bahan kerang dan cara membuat dupa, ini nanti akan saya tekuni dan akan saya praktekkan saat pulang nanti ke Karagasem sesudah kondisi kondusif disana”, ujarnya.
