Dipuput Enam Sulinggih, Krama Kusamba Sukses Gelar Karya Agung | Bali Tribune
Diposting : 6 April 2018 18:43
Ketut Sugiana - Bali Tribune
mapedanan
Puluhan krama berebut untuk mendapatkan uang maupun perlengkapan rumah tangga saat prosesi mapedanan yang dilaksanakan di mandala utama Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba,Klungkung. Ritual ini berlangsung serangkaian puncak karya mamungkah, tawur labuh gentuh, pedanan lan ngenteg linggih di Pura setempat, Rabu (4/4) lalu.

BALI TRIBUNE - Karya Agung Mamungkah, Tawur Labuh Gentuh, Pedanan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba yang puncaknya dilaksanakan Rabu (4/4) disambut antusias krama. Ribuan kramamemadati areal pura, bahkan sampai meluber ke nista mandala pura. Sepanjang rangkaian karya yang dimulai pertengahan Januari lalu, partisipasi krama mensukseskan karya yang digelar 25 tahun sekali itu sangatlah tinggi.

“Dukungan dan partisipasi krama sungguh luar biasa, mengharukan dan membanggakan dan menjadi landasan penting bagi suksesnya karya ini,” kata Ketua Panitia Karya, I Nengah Sumarnaya, Kamis (5/4) kemarin..

Sementara Bendesa Desa Pakraman Kusamba, Anak Agung Raka Swastika menerangkan, prosesi ritual itu berjalan sukses berkat dukungan karma desa serta pemerintah daerah maupun pemerintah Provinsi Bali.

Dukungan dimaksud lanjut Agung Raka berupa, urunan, ayah-ayahan serta punia. Untuk Punia (sumbangan,red) diantaranya berasal dari Pjs.Bupati Klungkung yang disalurkan melalui Kabag Kesra sebesar Rp5,7juta dan Gubernur Bali melalui Karo Kesra Pemprov Bali sebesar Rp 10juta.

Selain itu, untuk prosesi wewalen panitia juga memperoleh dukungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

 “Karena itu, kami mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih yang tulus atas besarnya dukungan krama dan berbagai pihak terkait dalam mensukseskan karya,” kata Agung Raka.
Puncak karya di pura ini berlangsung pada rahina Buda Wage Ukir atau, Rabu (4/4) malam lalu. Keseluruhan prosesi dipuput oleh 6 orang sulinggih yakni, Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Gria Aan,Ida Pedanda Gde Telaga Putra Keniten dari Gria Tubuh Ersania Dawan Kaler, Ida Pedanda Gde Purwa Gautama dari Gria Wanasari, Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten dari Gria Satria Kanginan, Ida Pedanda Ketut Jelantik Sogata dari Gria Wanasari dan Ida Pedanda Gde Putra Kediri dari Gria Dawan Kaler.

Pada kesempatan itupula dilaksanakan pewintenan terhadap 12 krama yang nantinya bertugas untuk kepentingan upakara di pura tersebut.

Mengambil tingkatan yadnya utama, prosesi diawali ritual pangebek dan penganteg. Selanjutnya dilaksanakan prosesi Ida Bhatara tedun ka paselang. Krama yangmawinten turut mundut Ida Batara matiti mamah.

Saat prosesi Ida Bhatara ka paselang berlangsung pula prosesi majejiwan yang dipandu oleh Ida Pedanda Gde Putra Tembau.
Usai ritual Ida Bhatara tedun ka paselang dilanjutkan dengan ritual mapedanan. Prosesi ini ditandai dengan menebarkan uang ataupun alat-alat rumah tangga kepada warga sebagai simbol limpahan anugerah dari Ida Bhatara yang berstana di pura itu. Uang serta barang dimaksud diperoleh melalui prosesi Ida Bhatara memasar.

Selanjutnya dilaksanakan ritual mendem Ratu Bagus di mandala utama Pura Puseh. Ritual ini menandai berakhirnya rangkaian upacara puncak karya.

Prosesi berikutnya adalah ngaturang bakti penganyar yang dimulai sejak, Kamis (5/4) kemarin hingga Sabtu (14/4) pekan depan. Prosesi ditutup dengan ritual Ida Bhatara masineb pada, Minggu (15/4) nanti yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan titra yatra ke Pura Goa Lawah pada, Rabu (18/4) mendatang.