Dirawat Istri dan Ibunya yang Gangguan Jiwa | Bali Tribune
Diposting : 16 June 2016 15:43
Arta Jingga - Bali Tribune
lumpuh
LUMPUH - I Wayan Suparta (35), warga Banjar Sinjuan Tengah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, hanya bisa berbaring di tempat tidur.

SUNGGUH malang nasib I Wayan Suparta (35), warga Banjar Sinjuan Tengah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Sejak tiga tahun terahir ia hanya bisa berbaring di tempat tidur, karena kedua kakinya tidak bisa digerakkan setelah terkena stroke.

Untuk bangun dari tidur suparta dibantu menggunakan tali yang dipasang di kosen jendela kamarnya. Suparta hanya bisa duduk saja cuma dirawat oleh istri dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa.

Saat ditemui di rumahnya, Rabu (15/6), Suparta menceritakan, sebelum mengalami stroke yang membuat kedua kakinya tidak bisa berjalan, juga membuat kesulitan untuk berbicara, dirinya sempat bekerja sebagai tukang kebun di DTW Tanah Lot dengan penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Namun Sekitar 4 tahun yang lalu, tiba-tiba Suparta mengalami stroke ringan sehingga harus menjalani terapy.

Sebelum dirinya mengalami Stroke, Suparta juga kehilangan sebelah penglihatannya. Dimana saat itu Suparta sedang ngayah di salah satu Pura di Banjarnya untuk memotong rumput menggunakan mesin pemotong rumput, namun naas sebuah paku terpental dan mengenai mata sebelah kirinya dan hingga kini tidak bisa melihat. "Saat potong rumput ada paku mental dan kena mata saya, hingga buta seperti saat ini," ujarnya.

Saat ini Suparta dirawat istrinya Komang Ariani (50) dan ibunya Ketut Rasin (54) yang kini juga sakit-sakitan. Bahkan ibunya Ketut Rasin sudah dua kali dirawat di RSJ Bangli karena mengalami gangguan jiwa. Komang Ariani menuturkan sejak tiga tahun terahir segala kebutuhan rumah tangga semua ditangguang dirinya. Sedangkan dirinya hanya bekerja sebagai pedagang acung. "Jualannya pun bergilir, tidak setiap hari karena ada sift, yaa kadang dapat jualan kadang juga tidak sama sekali," ujarnya.

Dalam sebulan Ariani hanya bisa mendapatkan uang 500 ribu dari hasil berjualan dan sangat kurang untuk kebutuhan sehari-sehari. Bahkan karena tidak ada biaya Ariani terpaksa tidak membawa suaminya berobat.Untuk makan saja masih kurang apa lagi untuk berobat," ujarnya.

Ariani berharap pihak terkait mrmperhatikan kondisinya sehingga suaminya bisa berobat dan sehat kembali. "Mudah-mudahan nanti dari pihak terkait ada yang memberikan bantuan untuk berobat suami saya biar cepat sembuh," harapnya.

Terkait kondisi warganya tersebut, Kepala Dusun Banjar Sinjuana Tengah, I Gede Arthayana mengatakan pihaknya sudah mengajukan ke Dinas Sosial agar Suparta mendapatkan Raskin. Karena sebelum menderita Stroke Suparta tidak masuk keluarga Pra KS. “Warga kami ini sebelumnya memang tidak masuk Pra KS karena rumahnya layak, namun karena sakit dan kita lihat kondisi keluarganya seperti itu maka tahun ini kita ajukan untuk mendapat Raskin. Mudah-mudahan cepat keluar sehingga keluarga ini bisa terbantu,” ujarnya.

Sementara itu, Perbekel Desa Beraban, I Wayan Sukariana, menyampaikan bahwa atas kondisi Suparta, pihaknya hanya bisa memberikan bantuan berupa pengobatan di Puskesmas terdekat. Pasalnya untuk pemberian bantuan bedah rumah tidak dimungkinkan karena rumah Suparta terbilang layak. “Kita sudah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pengobatan, dan kita juga ajukan untuk mendapat Raskin,” pungkasnya.