Dirut RSD Mangusada dr Nyoman Gunarta: Hoax, Tiga Anak Meninggal Makan Cokelat | Bali Tribune
Diposting : 30 April 2019 09:07
Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/Dr Gunarta dan info yang beredar di WhatsApp.

balitribune.co.id | Mangupura - Berita tentang tiga anak meninggal setelah makan cokelat beracun yang dirujuk ke RSUD Kapal, langsung mendapat sanggahan dari pihak Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada, Badung. Rumah sakit plat merah yang berada di Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung itu menegaskan bahwa informasi yang beredar luas di media sosial seperti facebook (FB) dan Whatshap (WA) itu sama sekali tidak benar alias hoax.

Pihak rumah sakit bahkan memastikan tidak ada pasien anak-anak yang dirawat dengan gejala keracunan apalagi sampai meninggal seperti informasi yang ramai digunjingkan masyarakat.

“Itu berita tidak benar alias hoax,” tegas Direktur RSD Mangusada dr Nyoman Gunarta dikonfirmasi, Senin (29/4).

Sementara beredarnya berita tersebut hingga kemarin masih terus meluas. Tidak hanya lewat FB, namun juga berantai lewat pesan Whatshap (WA). Kutipan pesan yang viral tersebut bertuliskan “Untuk membantu share informasi dari dokter Dwija yang dinas di RSUD Kapal menyebutkan ada tiga anak yang meninggal setelah makan coklat berlabel MERMAID. Tiga anak tersebut sempat dirujuk ke rumah sakit tersebut lalu meninggal”.

“Kami tegaskan sekali lagi informasi itu hoax. Tidak ada dokter di RSD Mangusada bernama dokter Dwija.  Selain itu, kami sudah melakukan pengecekan ke kamar jenazah di rumah sakit dan tidak ada jenazah anak-anak yang meninggal yang dititipkan di RSD Mangusada,” jelas dr Gunarta.

Dokter asal Desa Sibang Gede ini juga menyatakan bahwa rumah sakit yang dia pimpin bernama bernama RSD Mangusada dulu RSUD Mangusada, tapi bukan RSUD Kapal.

“Selain itu yang perlu kami tegaskan juga tidak ada nama rumah sakit RSUD Kapal, yang ada adalah RSD Mangusada Badung. Jadi hal ini sangat jelas informasi bohong dan masyarakat harus berhati-hati dengan informasi tersebut,” tegasnya.

Lebih lanjut ia pun menyayangkan berita hoax ini terus digulirkan sehingga membuat masyarakat resah. “Kami berharap masyarakat lebih berhati-hati menyebarkan informasi. Kroscek dulu, biar informasi itu tidak meresahkan masyarakat,” pintanya.