Dr Drs Yosep Demon M.Hum, Lulus Doktor dengan Predikat Istimewa | Bali Tribune
Diposting : 29 September 2017 19:49
Bernard MB - Bali Tribune
penelitian
Dr Drs Yosep Demon, M.Hum saat dikenakan toga oleh Promotor Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. kemarin.

BALI TRIBUNE - Lulusan Doktor dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana bertambah satu lagi. Adalah Dr. Drs. Yosep Demon, M.Hum yang menambah daftar panjang jumlah peraih gelar doktor. Itu setelah pria kelahiran Lamalera, Kabupaten Lembata, 5 Oktober 1965 ini dinyatakan lulus dengan predikat istimewa dalam ujian Promosi Doktor Program Studi Doktor  (S-3) Ilmu Linguistik di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Denpasar, Kamis (28/9).

"Dengan ini yang bersangkutan berhak untuk memakai gelar doktor karena telah lulus dengan predikat istimewa," ujar Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. selaku pemimpin sidang.

Dalam ujian tersebut, Yosep Demon berhasil mempertahankan thesisnya berjudul "Tipologi Sintaksis Bahasa Lamaholot Dialaeg Lamalera". Ia menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh promotor, kopromotor dan penguji dengan baik.

Alasan ia memilih judul tersebut karena historis, praktis-pragmatis, dokumenter, dan teoretis. Historis bergayut dengan penyusutan fungsi komunikasi dan peran transmisi nilai-nilai luhur keetnikan. Alasan praktis-pragmatis bertalian dengan minimnya publikasi ilmiah dan penelitian ilmiah kelinguistikan tentang Bahasa Lamaholot Dialek Lamalera (BLDL).

Sementara alasan dokumenter berhubungan dengan pembalikan pergeseran fungsi dan peran BLDL. Dan alasan teoretis bertemali dengan jawaban keuniversalan bahasa yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa di dunia dapat diperbandingkan berdasarkan aspek strukturnya.

"Penyusutan fungsi komunikatif menyatakan bahwa bahasa daerah tidak lagi digunakan atau dituturkan dalam ranah komunikasi ritual keagamaan dan kulturan. BLDL tidak lagi digunakan sebagai media transmisi nilai-nilai luhur humaniora karena faktor ditinggalkan penutur atau asumsi penutur BLDL itu kedudukan atau keberadaannya lebih rendah dari bahasa Indonesia atau Inggris," ujarnya kepada Bali Tribune.

Selain pihak keluarga dan kerabat serta sejumlah mahasiswa, hadir dalam ujian thesis tersebut Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Flores, Dr.Simon Sira Paji dan Ferdinandus Rada yang mewakili Yayasan Perguruan Tinggi Flores.