Dua Bulan Kemarau, Sejumlah Wilayah Krisis Air | Bali Tribune
Diposting : 5 October 2018 21:43
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
BANTUAN AIR - Petugas BPBD Kabupaten Jembrana menyalurkan bantuan air bersih diwilayah yang mengalami krisis air.
BALI TRIBUNE - Pasca musim kemarau yang terjadi sejak dua bulan belakangan ini, kini dampak kekeringan sudah dirasakan. Warag di sejumlah wilayah di Jembrana mengalami kekurangan air bersih. Seperti kekurangan air bersih yang belakangan ini dialami warga di Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya. 
 
Ratusan orang warga, khususnya yang tinggal di Tempek II dan III yang selama ini mengandalkan suplai air dari pegunungan melalui pipa, sejak dua bulan belakangan ini, air yang dikelola kelompok air setempat sudah tidak mengalir lagi. Terlebih di wilayah tersebut minim sumber air, sehingga menyebabkan warga kesulitan untuk mencari air. Bahkan bantuan air dari warga lain yang memiliki sumur bor juga tidak bisa menjangkau seluruh warga yang mengalami kesulitan air. 
 
Salah seorang warga Katulampa, Nyoman Deleng (60) mengungkapkan selama ini warga mengandalkan air dari hutan. Ada ratusan anggota kelompok air yang mengandalakan mata air dihutan. Selain warga Desa Manistutu, kelompok air itu juga banyak dari desa lain seperti Desa Kaliakah, Negara. Warga sudah mulai kekurangan air bersih setelah air pipa kelompok tidak mengalir.
 
Selama dua bulan itu, warga mendapatkan air dari warga yang memiliki sumur. Namu karena jumlah warga yang memiliki sumur sedikit dan debit air sumur kecil, warga tetap kekurangan air.  Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana kini juga sudah mulai menyalurkan air bersih menggunakan tangki kepada masyarakat yang mengalami kesulitan air diwilayah tersebut. Sedikitnya 40 ribu liter air bersih telah disuplai untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada warga didaerah dataran tinggi ini.
 
Kepala Kewilayahan (Klian) Banjar Katulampa Ketut Sudana dikonfrimasi Rabu kemarin mengatakan dari total 91 KK yanga ada di Tempek II dan telah mendapatkan pasokan bantuan air dari BPBD Kabupaten Jembrana, diakuinya terdapat 31 KK yang menurutnya memang belum memiliki sumur bor dan sangat tergantung dengan air dari pipa yang bersumber dari mata air hutan. Namun adanya bantuan air dari BPBD Kabupaten Jembrana kepada warganya itu membuat pihaknya kaget lantaran sebelumnya pihaknya belum menerima pemberitahuan dan justru mendapatkan komplain dari warganya.
 
 “Selama ini warga saling bantu membantu, warga yang punya sumur memberikan air yang tidak punya. Tidak ada pemberitahuan ke saya terkait bantuan air ini, malah saya tahu dari warga yang bertanya kenapa pembagian air tidak merata? Ternyata kemarin (Rabu) ada pembagian air,” ujar Ketut Sudana. 
 
Pihaknya mengaku berterimakasih ada bantuan suplai air bersih tersebut, namun agar dalam penyaluran diharapkannya tetap berkoordinasi dengan perangkat dibawah. Menurutnya selain puluhan KK di tempek II, 51 KK di tempek III juga saat ini sudah mengalami kekurangan air bersih. 
 
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana dikonfrimasi, Kamis kemarin, mengatakan setelah pihaknya mendapatkan laporan serta permintaan dari pihak desa yang kesulitan air, pihaknya Sejak Rabu lalu langsung menyalurkan air bersih. Pihaknya bekerjasama dengan PDAM Kabupaten Jembrana untuk mengambil air bersih dari hydrant. Menurutnya sudah ada 8 tangki air bersih yang disalurkan. Selain di Katulampa, Desa Manistutu, pihaknya juga menyalurkan air kepada puluhan KK di dusun Puncak Sari dan Warnasari Kaja di Desa Warnasari, Melaya. “Di dua dusun itu ada sekitar 35 KK yang dipasok dua tangki air bersih,” tandasnya.