Dua Kali Gagal Panen, Petani Susut Menjerit | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 7 July 2017 20:22
redaksi - Bali Tribune
Petani
GAGAL - Petani merabas padinya yang gagal panen untuk pakan ternak

BALI TRIBUNE - Setelah hama wereng coklat dan hijau menyerang puluhan hektar padi pada musim tanam sebelumnya, kini paceklik air yang mengakibatkan puluhan petani di Subak Susut, Buahan, Payangan, Gianyar, lantaran jebolnya saluran irigasi di subak setempat, dua bulan setempat. Tanaman padi yang sedianya sudah dipanen, terpaksa dirabas untuk pakan ternak.

Dari keterangan yang diterima Bali Tribune, Kamis (6/7),  sedikitnya 25 hektar lahan petani dipastikan gagal panen. Kali ini penyebabnya adalah jebolnya saluran air dan tidak ada kepastian perbaikan. Ironisnya, jebolnya saluran irigasi ini terjadi, setelah petani setempat melakukan penanaman benih, dua bulan lalu. Akibatnya, padi yang ditanam tidak tumbuh sempurna dan terlihat mengering. “Padi yang berumur sekitar 50 hari sudah mulai menguning. Semua tanaman padi kami di  25 hektar lahan gagal panen,” ungkap  Wayan Sabar.

Dari 40 hektar lahan pertanian di subak tersbeuat, terangnya,  sebagainya yakni di subak tempek Susut Kaja sudah panen terlebih dulu. Walau demikian, hasil dari panen padi ini juga  tidak maksimal akibat serangan hama. Sementara 65 petani, harus menderita puluhan juta rupiah lantaran gagal panen. Dika dirata-ratakan  petani yang mempunya lahan dara- 3- hingga 40 are,  menderita kerugian  mencapai Rp 2,5 juta. Terhitung dari biaya traktor, pembelian pupuk, bibit, ongkos pengolaha lahan dan tanam. “Pada musim tanam sebelumnya, petani kami juga menderita kerugian karena serangan hama. Kini kembali gagal panen lantaran saluran irigasi jebol,” terangnya.

Dari kagagalan sebelumnya, Sabar mengaku sudah pernah  mendatangkan petugas dari pemerintah mensosialisasikan program asuransi pertanian.  Namuan sayang, sosialisasi dari Dinas Pertanian itu, kurang mendapat respon, karena petani yang hidupnya serba terbatas, harus bayar asuransi.  Selain itu juga, petani tidak pernah menderita gagal panan secara total seperti sekarang ini.

Kadis Pertanian dan Peternakan Gianyar, Made Raka mengakui kalau ada petani yang gagal panen tersebut. Namun dirinya tidak menyalahkan sepenuhnya petani, karena saat ini sedang ada perbaikan irigasi dan aktifitas pertanian ditunda sekitar satu musim atau sampai proyek selesai. Kendati demikian, petani yang mengalami kerugian bisa mendapat ganti rugi apabila sudah masuk asuransi pertanian dan bisa klaim asuransi bila mengalami kerusakan di atas 75%. Hanya Made Raka sendiri tidak mengetahui dengan pasti apakah petani di Subak Susut sudah masuk asuransi atau belum.

Dipaparkannya, di tahun 2016 lalu petani di Gianyar yang masuk asuransi pertanian sebanyak 4.500 petani. Sedangkan di Tahun 2017 ini, program tersebut sedang berlangsung dan pendataan. Untuk perhektarnya petani diwajibkan membayar Rp 36.000 dan disubsidi pemerintah sebesar Rp 84.000. sedangkan klaim yang bisa diambil bila mengalami gagal panen total sebesar Rp 6 juta perhektarnya.