Dua Pedansa Bali Ikut Kompetisi | Bali Tribune
Diposting : 31 March 2016 16:15
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Ni Made Suparmi

Denpasar, Bali Tribune

Pengprov Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI) Bali mengirim dua atlet dansa Hiphop ke kompetisi The Dance Icon Indonesia II, di Jakarta Minggu (3/4) mendatang. Gelaran ini diadakan di studio salah satu televisi swasta nasional. Bahkan, keduanya kini masuk sembilan besar dan berjuang untuk lolos ke babak berikutnya.

Kedua pedansa itu, kata Ketua Umum IODI Bali Ni Made Suparmi yakni Missa dan Yehuda, yang merupakan peraih medali emas Porprov Bali 2015 di Buleleng.

“Pedansa kami sudah mulai bertanding sejak 6 Maret lalu dan kini sudah masuk sembilan besar. Mereka sudah hampir sebulan dikarantina di sana. Selama sebulan mereka sudah empat kali menjalani babak penyisihan,” ujar Suparmi.

Sekarang, lanjut dia, kedua pedansa Bali itu bakal kembali berjuang untuk mengikuti babak selanjutnya. Karenanya Suparmi mohon dukungan supaya mereka bisa melaju ke babak selanjutnya dengan cara: ketik DI (spasi) BOOGIE kirim ke 97288.

“Keberhasilan mereka selain tergantung pada diri sendiri juga tergantung dari dukungan masyarakat Bali,” ungkap Suparmi di Denpasar, Rabu (30/3).

Suparmi menyatakan, perjuangan mereka sampai melaju ke sembilan besar sangat luar biasa, mengingat di nomor hiphop persaingannya super berat. Apalagi sudah masuk sembilan besar, dipastikan persaingan semakin ketat dan berat mengingat atlet yang lolos ke babak sembilan besar ini berasal dari Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Manado, Ambon, Sulsel, Bandung, dan Bali sendiri.

“Dari semua provinsi itu kualitas atlet dari Yogyakarta, Manado dan Bandung berat. Karena secara skill individu mereka bagus dan akan menjadi lawan berat, meski. Begitu Bali tetap optimis dan bakal berjuang meraih hasil terbaik. Karena peserta Bali mempunyai keunikan yang bisa diandalkan. Semoga mereka bisa memenuhi target masuk lima besar. Namun kalau bisa sampai ke final,” harapnya.

Semantara Manajer Tim Jimmy Lumintang berpesan supaya mereka selalu semangat, karena keberasilan tergantung pada diri sendiri. selain dari semangat, prestasi juga diraih tergantung garis tangan, jika potensi, semangat, maka akan mampu mencapai prestasi terbaik.