Duh, Jelang Rapat Plafon Ruang Sidang Tiba-tiba Runtuh | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 19 October 2018 17:51
I Made Darna - Bali Tribune
JEBOL – Atap ruang Sidang Utama Gosana DPRD Badung nampak sisa puing plafon yang jebol.
BALI TRIBUNE - Rapat Paripurna DPRD Badung di gedung dewan nyaris insident, Kamis (18/10) kemarin. Pasalnya, Ruang Sidang Utama Gosana Lantai III DPRD Badung yang akan dijadikan tempat rapat paripurna DPRD Badung tiba-tiba saja plafonnya jebol. Demi keamanan, rapat pun terpaksa “diungsikan” ke Ruang Madya Gosana yang ada di samping Ruang Sidang Utama.
 
Informasi yang dihimpun koran ini runtuhnya plafon seluas 5x5 meter tersebut terjadi sekitar pukul 8.20 wita. Saat itu sejumlah staf Setwan Badung sedang melakukan pengecekan dan persiapan rapat. Sekretaris DPRD Nyoman Predangga yang turun langsung mengecek kesiapan rapat bahkan ikut dibuat kaget. “Untung saat runtuh, pegawai ada di samping. Sehingga tidak ada yang kena,” ungkap Predangga.
 
Ia pun mengatakan, peristiwa ini terjadi begitu cepat.  “Saya sempat kesitu, begitu turun ke lantai satu dapat laporan plafon jebol. Jadi saya naik lagi ngecek,” kata mantan Kadisosnaker Badung ini.
 
Atas kejadian itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Wakil Bupati Ketut Suiasa dan pimpinan DPRD Badung sempat meninjau jebolnya plafon ruangan berkapasitas ratusan orang itu.  Bupati asal Plaga ini pun terlihat geleng-geleng kepala melihat plafon sudah berserakan ditengah-tengah gedung. “Ya udah rapat pindah saja,” pinta Giri Prasta singkat sambil meninggalkan ruangan.
 
Sebagai gantinya, rapat paripurna yang membahas RAPBD Badung tahun 2019 akhirnya menggunakan Ruang Madya Gosana yang berada di samping selatan ruang utama.
 
Ketua DPRD Badung Putu Parwata yang memimpin rapat juga sempat meminta maaf kepada hadirin peserta rapat karena rapat paripurna dipindah akibat plafon jebol.
 
“Kami sampaikan ruang Sidang Utama Gosana tidak dapat kita pakai hari ini karena pos mayur plafon jebol tadi pagi pukul 8.20 Wita,” ujarnya.
 
Politisi PDIP ini juga memohon permakluman karena rapat paripurna terpaksa harus dipindah ke ruangan lain yang lebih aman. “Rapat pada hari ini kita geser di rungan ini (Ruang Rapat Madya Gosana, red). Oleh karena itu, kami mohon permakluman,” kata Parwata.
 
Usai rapat paripurna, Bupati Giri Prasta juga ikut mengomentari perihal ambruknya plafon ruang sidang tersebut. Menurutnya ruang sidang tersebut sudah cukup lama sehingga ada beberapa bagian yang lapuk dan kebetulan jebol saat mau digunakan.
 
“Ini kan sudah sepuluh tahunan. Dan ini kan jujur ya yang namanya kekuatan itu kita kan nggak bisa lihat ke dalem,” ujarnya.
 
Giri Prasta juga mengatakan bahwa gedung dewan ini sudah masuk dalam tahap perawatan.
 
“Ini sudah masuk pemeliharaan. Karena kita melihat juga kemarin itu ada goyangan, beberapa kali goyangan gempa juga. Di dalamnya itu juga ada tingkat kelembaban dan ini (perawatan, red) kita lakukan dengan baik,” kata Giri Prasta.
 
Pihaknya pun bersyukur runtuhnya plafon berukuran besar ini terjadi menjelang rapat. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
 
“Kami juga ucap syukur dengan kejadian ini. sebelum kita sidang jebol, itu bagus kan,” ucanya.
 
Ia pun mengaku tak bisa membayangkan kalau kejadian ini terjadi saat sidang berlangsung. Namun, sebagai antisipasi apabila terjadi bencana semisal gempa bumi, ia pun menyarankan agar menggunakan bantal sebagai pelindung kepala sehingga tidak kena benda-benda yang jatuh. 
 
“Kalau pas Pak Giri Prasta jalan (plafon jebol), pasti kepala saya penyok. Tapi saya yakin tidak ada luka. Tidak berdarah. Makanya saya memberikan tips kepada teman-teman semua kalau nanti ada gempa usahakan kalau keluar rumah bawa bantal. Bantal itu taruh diatas kepala. Kalau kena genteng, tidak kena kepalanya. Itu sederhana kan,”  katanya.
 
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala Bagian Perawatan dan Perlengkapan (Perwat) Setda Badung I Wayan Puja mengaku akan segera melakukan langkah perbaikan plafon yang jebol. 
 
Menurut dia ada beberapa dana yang bisa digunakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Yaitu bisa menggunakan dana pemeliharaan gedung atau dana penataan yang sedang berlangsung di gedung dewan. “Soal ini masih kita bicarakan. Dana yang mana saja bisa dipilih yang penting nanti pertanggungjawabannya,” kata Puja singkat.