Empat DPK Perbarindo Dilantik, Optimis 2019 Perekonomian Bali Kembali Tumbuh | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 27 March 2019 20:55
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ketua DKP Perbarindo Denpasar, Made Sumardhana
balitribune.co.id | Denpasar -  Empat DPK Perbarindo Wilayah Bali yakni Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Singaraja dilantik, Selasa (26/3) di Hotel Nikki Denpasar. Pelantikan yang dihadiri pengelola dan karyawan BPR se Bali itu juga  dirangkai dengan Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1941.
 
Ketua DPK Perbarindo Denpasar Made Sumardhana disela kegiatan mengatakan optimis ke depan ekonomi Bali bisa tumbuh lebih bagus. Lantas Komisaris Utama  Bank Pasar Umum ini menyebutkan berbagai upaya dilakukan DPK Perbarindo Denpasar untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk program jangka pendek, Perbarindo Denpasar mengajak seluruh anggotanya meningkatkan pelayanan. Juga konsentrasi lebih banyak ke edukasi baik internal juga ke masyarakat. Dengan demikian warga tahu produk BPR yang  bermanfaat, termasuk ketika ada masalah yang dihadapi. Sehingga BPR bisa ikut membina agar kewajiban terhadap bank bisa berjalan dengan baik.
 
Sedangkan program jangka panjang pihaknya akan melakukan komparasi dengan BPR di luar Bali seperti bidang IT dan lain-lain. "Ketika kita melakukan komparasi itu selalu kita info juga kepada anggota yang tidak bisa ikut dalam komparasi," tukasnya.
 
Diakui jika saat ini perekonomian regional sangat dipengaruhi oleh ekonomi makro, namun hal ini tidak menyurutkan langkah Perbarindo untuk terus bertumbuh dan salah satunya dengan melakukan berbagai terobosan - terobosan. "Termasuk di dalamnya kembali menggenjot sektor properti," tuturnya. 
 
Dalam pelantikan tersebut pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Bali-Nusa dalam sambutannya mengisyarakan NPL BPR di Bali cukup tinggi yakni hingga 8 persen. Kondisi itu jauh di atas ketentuan rata-rata nasional yakni 5 persen.
 
Terkait tingginya NPL (Non Performing Loan -kredit bermasalah) tersebut, Ketua Perbarindo Bali Ketut Wiratjana mengakui banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Di antaranya kondisi ekonomi global yang lagi lesu, dampak erupsi Gunung Agung juga faktor turunnya bisnis properti. "Sebagaimana kita ketahui, beberapa BPR banyak membiayai nasabahnya yang bergerak di properti. Maka ketika bisnis ini menurun sehingga berdampak pada kewajiban nasabah," jelasnya.
 
Meski pertumbuhan ekonomi mengalami pelambatan, namun bukan berarti kegiatan industri BPR stagnan alias jalan di tempat. "Usaha BPR tetap berjalan bahkan meningkat. Cuma kenaikannya tak terlalu tinggi, seperti tahun-tahun sebelumnya," jelas Wiratjana. 
 
Wiratjana bahkan optimis ke depan, NPL bisa turun. "Kita optimis dengan berbagai upaya yang dilakukan serta membaiknya perekonomian, NPL bisa turun hingga di bawah 5 persen," jelas Wiratjana.