Evaluasi Kegagalan Ganda Campuran Indonesia di Taiwan | Bali Tribune
Diposting : 4 July 2016 12:08
habit - Bali Tribune
Pelatih
Pemain ganda campuran Indonesia, Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja.

Taiwan,

Asisten Pelatih Ganda Campuran PBSI, Nova Widianto, mengomentari kegagalan anak-anak asuhnya di ajang Chinese Taipei (Taiwan) Open Grand Prix Gold 2016. Menurutnya, masing- pasangan yang diturunkan memiliki permasalahan yang berbeda-beda.

Sektor ganda campuran menjadi satu-satunya sektor yang bisa menempatkan wakil di babak semifinal. Dua pasangan yang berhasil lolos yaitu Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia dan Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja. Sayang, keduanya tetap gagal ke final karena dikalahkan oleh lawannya masing-masing.

Hafiz/Shella takluk di tangan unggulan kelima, Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok), dengan skor 14-21, 13-21. Dalam perjalanan menuju semifinal, Hafiz/Shella sempat mengalahkan unggulan keempat yang juga rekan sepelatnas, Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti.

“Dari segi mental, Hafiz/Shella memang lebih baik dari Ronald/Melati, mereka juga chemistry-nya lebih kuat. Ditambah lagi, Ronald/Melati lebih diunggulkan. Jadi, Hafiz/Shella bisa lebih lepas mainnya. Secara kekuatan, keduanya bisa dibilang imbang. Hanya saja, Ronald/Melati rangkingnya lebih tinggi,” tutur Nova.

Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja yang baru dipasangkan menjelang turnamen juga sempat berhasil melaju ke semifinal. Namun, perjuangan sengit mereka malah dihentikan wakil Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing. Saat itu, Riky/Gloria kalah dengan skor 17-21, dan 20-22.

Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika yang sebetulnya pasangan andalan, malah langsung terhempas pada babak kedua oleh wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Meski begitu, mereka sempat mampu melewati babak pertama dengan baik ketika ditantang pasangan Tiongkok, Liu Yuchen/Jia Yifan.

“Sebetulnya Alfian/Annisa punya peluang untuk menang dari Chan/Goh. Tetapi pertahanan pasangan Malaysia itu sangat kuat dan Alfian/Annisa juga kurang yakin mampu menembus pertahanan lawan. Buat apa main enak tapi enggak dapat poin, lebih baik main enggak enak tapi dapat poin terus,” tanda Nova yang pernah meraih medali perak ganda campuran bersama Liliyana Natsir di Olimpiade Beijing 2008.

Meski gagal, Nova tetap menilai penampilan Alfian/Annisa dan seluruh pasangan ganda campuran lainnya mulai menunjukkan grafik yang positif. Selanjutnya, Nova bersama seluruh wakil ganda campuran Indonesia bertekad membenahi penyebab kegagalan ini.