Evaluasi Subak Celokah Desa Subuk Kecamatan Busungbiu | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 9 October 2018 15:07
I Wayan Sudarma - Bali Tribune
Kadis Kebudayaan Drs. Gde Komang M.Si bersama Tim Penilai Lomba Subak Kabupaten Buleleng saat meninjau berbagai hasil pertanian yang dihasilkan anggota Subak Celokah desa Subuk Kecamatan Busungbiu di wantilan Pura Subak setempat, Senin (8/10) kemarin.
BALI TRIBUNE - Salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan Buleleng yang merata disegala aspek dengan falsafah Tri Hita Karana yang dijiwai oleh Agama Hindu, maka diperlukan berbagai  upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya disektor pertanian.
 
Demikian penyampaian Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Gde Komang M.Si disela-sela kegiatan evaluasi dan penilaian  Subak Celokah Desa Subuk Kecamatan Busungbiu, Senin (8/10) kemarin.
 
Dia mengatakan,  Subak dan Subak Abian sebagai lembaga adat/tradisional yang bergerak disektor pertanian yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco sehingga sangatlah patut semua pihak terlibat dalam upaya pelestarian lembaga tradisional petani di Bali ini.
 
Lanjut Gde Komang, penilaian lomba subak dibagi menjadi tiga baga (bagian,red) yakni, baga parhayangan, pawongan dan palemahan. Ketiga baga tersebut merupakan unsur utama  konsep Tri Hita Karana.
 
Subak Abian sebagai lembaga tradisional yang khusus bergerak di bidang pertanian lahan kering yang dikenal sebagai organisasi agraris, ekonomis, religius yang ada di Bali sejak dahulu yang dipertahankan keberadaannya sampai sekarang.
 
Guna mempertahankan keberadaan subak, Pemerintah kabupaten Buleleng melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng setiap tahun menggelar Lomba Subak dan Subak Abian antar kecamatan.
 
Dan, dalam lomba Desa ini banyak memperlihatkan hasil kebun dari Desa tersebut seperti pisang, kelapa, ubi-ubian, buah-buahan, olahan makanan dan juga kerajinan-kerajinan tangan.