Every Body Happy! | Bali Tribune
Diposting : 10 December 2018 18:55
IGM Pujastana - Bali Tribune
Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Semua hal yang terkait dengan Tiongkok, selalu berupa angka-angka raksasa, termasuk menyangkut jumlah turis. Setiap tahun sekitar seratusan juta turis Tiongkok plesir keluar negeri. Adapun jumlah turis China yang dating ke Indonesia kini masuk kelompok lima besar, dengan jumlah sekitar seratusan ribu orang. Adapun jumlah turis China yang dating ke Bali jumlah sudah melampaui ‘pemain lama’ macam Australia dan Jepang.

Bukan hanya Indonesia dan Bali, hamper semua negara dan destinasi wisata dunia berlomba ‘merayu’ agar para turis Tiongkok sudi datang dan ‘membuang’ devisa. Tapi tak sedikit keluhan dating akibat perilaku turis Tiongkok. Di Thailand seorang turis didenda karena mencuci kaki dalam wastafel tempat cuci tangan.

Bahkan kadang-kadang perilaku turis Tiongkok terlalu berlebihan bahkan tergolong tak masuk akal. Misalnya saja beberapa waktu lalu seorang turis Tiongkok menyiram wajah seorang pramugari Air Asia dengan air panas hanya karena dianggap terlalu lama memenuhi pesanan the penumpang itu. Belum lagi,dua perempuan turis Tiongkok berkelahi di dalam pesawat dan menyerang awak kabin yang berusaha melerai.

Akibat prilaku turis Tiongkok yang suka bikin gaduh, National Tourism Administration Tiongkok selalu memantau perilaku turisTiongkok di luar negeri. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mencegah agar reputasi turis Tiongkok di luar negeri tidak hancur berantakan. Pemerintah Tiongkok sudah mengeluarkan peringatan akan memantau perilaku para turis yang plesir di luar negeri. China National Tourism Administration (CNTA) mengumumkan dalam laman miliknya bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah pusat akan ‘mengurus’ para turis Tiongkok yang melakukan tindakan memalukan di luar negeri. Bila perlu akan dilibatkan juga petugas bea cukai, pengawas perbatasan dan agen kredit. Pemerintah Tiongkok berharap dengan cara itu warga negara Tiongkok yang plesir keluar negeri akan berpikir panjang sebelum berbuat tidak pantas atau melanggar hukum di negara yang mereka kunjungi.

Menurut Harian China People's, kategori yang termasuk perilaku buruk adalah perbuatan tidak tertib di dalam kendaraan umum, termasuk pesawat terbang komersial, merusak sarana umum, merusak peninggalan sejarah, mengabaikan adat-istiadat lokal dan terlibat judi dan pelacuran. Barang kali negara tujuan wisata turis Tiongkok akan sebisa mungkin menahan diri dari prilaku mereka yang terkadang aneh menurut ukuran negara tujuan. Maklum turis Tiongkok sedang jadi primadona. Jumlahnya banyak dan senang belanja.

Riset yang dilakukan Bank of America Merrill Lynch beberapa waktu lalu menunjukan, tahun 2014 saja terdapat sekitar 109 juta turis Tiongkok dengan devisa yang dihabiskan mencapai 164 miliar Dolar AS. Angka itu dipastikanmelesat jauh pada tahun-tahun ini. Jumlah turis Tiongkok memang meningkat drastic dalam lima belas tahun terakhir. Padahal tahun 2000, jumlah turis Tiongkok yang berwisata keluar negeri hanya 10 juta orang. Angka itu melesat jauh pada 2018 ini. Pada bulan Juli saja misalnya, jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia tercatat mencapai 1,54 juta orang, Turis Tiongkok menyumbang angka tertinggi mencapai 224,5 ribu kunjungan atau 14,61%. Sementara turis Tiongkok yang dating ke Bali terus menunjukkan pertumbuhan. Periode Januari-Agustus 2018, tingkat kunjungan turis China memang menunjukkan penurunan sebesar 8,37% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Tetapi kuantitas turis China masih menjadi yang terbesar, yakni 961.802 orang atau mengalahkan jumlah turis Australia yang mencapai 763.477 orang. Hanya saja, jumlah kedatangan selama delapan bulan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebanyak 1.049.648 orang.

Setelah turis Tiongkok, turis Malaysia yang dating ke Bali mencapai 200,9 ribu kunjungan atau 13,07%, Timor Leste sebanyak 163,3 ribu kunjungan atau 10,63%. Kemudian disusul oleh Singapura sebanyak 134,5 ribu kunjungan dan Australia sebanyak 128,5 ribu kunjungan atau 8,36%.

Diperkirakan di masa mendatang akan semakin banyak turis Tiongkok memilih liburan di luar negeri. Jumlah turis yang banyak terlihat sangat indah apabila disertai perilaku yang tidak terlalu buruk. Maklum, perilaku turis Tiongkok mencerminkan kultur budaya negeri itu.

CNTA menulis dalam laman miliknya 'tourism reflects on the country and the people's image.' Karena itu pengawasan social harus dilakukan. Kalau tidak maka kejadian buruk yang merusak citra Turis Tiongkok akan selalu terulang kembali seperti saat sekelompok turis Tiongkok mengguyur wajah seorang pramugari dengan kuah mi instan yang baru saja diseduh atau mengancam akan meledakkan pesawat saat diminta untuk duduk tenang.

Tapi tentu saja tidak semua turis berperilaku buruk. Banyak juga yang sopan dan manis. Godaan devisa yang mereka bawa membuat tak ada yang menganggap perilaku turis Tiongkok sulit diterima. Dan yang penting loyal mengeluarkan uang dan berbelanja. Every Body Happy!