FORKI Bali Bidik Lebih 1 Emas | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 29 May 2017 20:43
Djoko Purnomo - Bali Tribune
FORKI
POSE BERSAMA – Ketum FORKI Bali Ketut Rochineng dan Ketum KONI Bali Ketut Suwandi (tengah-tengah) berpose bersama peserta Musprov FORKI Bali, Minggu (28/5) di Denpasar.

BALI TRIBUNE - Jika pada hajatan PON XIX/2016 di Jawa Barat, FORKI Bali berhasil menyumbang 1 medali emas bagi kontingen Pulau Dewata, namun pada PON tahun 2020 mendatang di Papua, FORKI Bali menargetkan medali emas melebihi capaian PON Jabar lalu.

Ketua Umum terpilih Pengprov Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Bali, Ketut Rochineng, Minggu (28/5) mengatakan, sepanjang sejarah karateka Bali ikut PON, memang baru saat PON Jabar saja yang berhasil meraih medali emas di nomor kumite putri kelas -55 kg atas nama Cokorda Istri Agung Sanistyarani.

“Melihat banyaknya karateka potensial kita, maka kami bertekad meningkatkan prestasi, terutama medali emas pada PON XX/2020 di Papua, yakni lebih dari satu medali emas. Itu target saya,” ungkap Rochineng yang terpilih secara aklamasi menakhodai FORKI Bali periode 2017-2021, melalui Musprov di Denpasar.

 Pria yang juga Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali itu, menduduki jabatan Ketum FORKI Bali untuk kedua kalinya secara aklamasi. “Kuncinya adalah pembinaan,” ujarnya terkait program merealisasi target emas PON XX tersebut.

Lebih jauh dia mengatakan, pembinaan secara nyata akan ditingkatkan di masing-masing perguruan yang ada. Bahkan, lanjut dia, dirinya siap turun ke daerah-daerah mencari karateka potensial, dan siap mensupport karateka tersebut hingga prestasinya cemerlang.

Ia juga mengatakan, potensi itu ada di masing-masing perguruan, terutama di Pengkab/Pengkot FORKI. Karateka FORKI kabupaten dan kota tersebut selanjutnya akan digenjot try out lebih intens lagi termasuk melatih mereka ke luar negeri. “Kami akan fokus menyasar negara-negara di tingkat Asia, jadi lawan sparing,” imbuh Rochineng.

Untuk menggapai target lebih dari satu medali emas di PON mendatang, Rochineng berpendapat pentingnya membuat organisasi FORKI Bali lebih sehat dibanding sekarang. Artinya, lanjut dia, personel-personel yang selama ini kurang bisa aktif di FORKI Bali, diminta mengundurkan diri.

“Ya, tanpa organisasi yang kuat, mustahil bisa melahirkan atlet berkualitas. Pada gilirannya, tidak mungkin ada prestasi cemerlang. Karena itu, saya akan menguatkan FORKI Bali ini, dengan merekrut orang-orang yang benar-benar mau bekerja,” ujarnya tentang susunan kepengurusan yang akan dibentuknya.

Sebelumnya Ketum KONI Bali Ketut Suwandi mengakui selama ini proses FORKI Bali sejak 68 tahun baru menghasilkan 1 keping medali emas di PON Jabar 2016 yang lalu. “FORKI ini kan memiliki perguruan paling banyak. Dalam perjalanannya harus mampu membina jumlah anggota yang begitu banyak. Ke depan, harus tetap mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah ada,” imbuh Suwandi.

Dikatakannya atlet yang ada di setiap perguruan bisa diangkat prestasinya. Suwandi juga minta FORKI Bali mengirim secara periodik karateka potensial tersebut belajar ke luar negeri, seperti ke Jepang. Dengan demikian, lanjut Suwandi, mental para karateka potensial tersebut kian terasah, termasuk teknik juga.